Prostitusi dan Penjualan Ganja Sokong Pertumbuhan Ekonomi Belanda

Prostitusi dan Penjualan Ganja Sokong Pertumbuhan Ekonomi Belanda

- detikFinance
Kamis, 26 Jun 2014 06:48 WIB
Amsterdam - Red light district yang terkenal di Belanda kini punya peran penting dalam pertumbuhan ekonomi negaranya. Penjualan ganja dan prostitusi di wilayah tersebut menyumbang 2,5 miliar euro (Rp 34 triliun) per tahun ke pertumbuhan ekonomi nasional.

Angka tersebut hampir sedikit lebih tinggi dari tingkat konsumsi keju di negara kincir angin tersebut. Data ekonomi yang dilaporkan pemerintah setempat menunjukkan industri esek-esek dan penjualan ganja itu setara 0,4% dari total produk domestik bruto (PDB) Belanda.

Setengah dari total konsumsi di wilayah tersebut dilakukan oleh warganya sendiri, terutama di kedai kopi di dan rumah bordir yang legal di distrik lampu merah, sisanya dari pembelian ganja berdasarkan Statistics Netherlands.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Angkanya itu masih di bawah total konsumsi roti tapi lebih tinggi dari konsumsi keju nasional," ujar juru bicara badan pusat statistik setempat, Peter Hein van Mulligen, seperti dikutip Reuters, Kamis (26/6/2014).

Penghitungan ini dilakukan setelah Belanda mulai menerapkan peraturan statisik baru dari Uni Eropa. Salah satu poin dalam peraturan baru itu adalah negara harus menghitung dan memperkirakan perputaran uang yang dilakukan di bisnis prostitusi dan penjualan obat-obatan terlarang.

Bulan lalu, biro statistik Inggris sudah melaporkan bahwa bisnis prostitusi dan penjualan obat-obatan terlarang menyumbang hampir satu persen kepada PDB negaranya, sehingga total PDB-nya naik hingga 5%.

Akan tetapi pemerintah Prancis menolak untuk terapkan peraturan baru ini karena bisnis prostitusi dan penjualan obat-obatan terlarang di negaranya dianggap tidak terpantau dengan baik.

(ang/ang)

Hide Ads