Ini Rantai Penyelundupan Daging Celeng dari Hutan Hingga ke Pasar

Ini Rantai Penyelundupan Daging Celeng dari Hutan Hingga ke Pasar

- detikFinance
Rabu, 02 Jul 2014 13:00 WIB
Jakarta - Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian (Kementan) menduga pelaku penyelundupan daging celeng dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa melalui jaringan yang rapi.

Beberapa kasus penyelundupan daging celeng yang berhasil digagalkan Barantan menunjukkan adanya jaringan yang kuat dari mulai pemburu, pengepul di Sumatera, penadah di Jawa hingga dijual ke pasar.

Kepala Sub Humas Badan Karantina Pertanian Kementan Arief Cahyono mengungkapkan daging celeng yang akan diselundupkan mayoritas berasal dari babi hutan yang diburu oleh masyarakat atau pemburu bayaran. Kemudian setelah itu babi hutan dikumpulkan kepada pengepul untuk dijual ke penadah termasuk di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau daging celeng semua berasal dari hutan. Mereka biasanya diperoleh dari berburu di hutan dan akan dikumpulkan oleh pengepul," kata Arief kepada detikFinance, Rabu (2/07/2014).

Kemudian pola selanjutnya adalah proses penyelundupan yang secara umum diangkut dengan bus penumpang antarkota dan truk/pick up oleh pengepul. Cara ini adalah cara klasik yang paling sering ditemukan saat proses penangkapan daging celeng terjadi.

Umumnya tersangka memasukkan daging celeng ke dalam bagasi penumpang, bahkan beberapa pernah secara terang-terangan dimasukan ke dalam mobil box barang.

Menurut informasi lainnya yang didapat Badan Karantina, biasanya daging celeng ini dinaikkan dari tepi hutan pada angkutan tertentu yang telah dipesan (bukan dari terminal/pool). Hal semacam ini biasanya menjadi obyekan supir mobil angkutan dengan komisi yang lumayan dari setiap harga per Kg-nya.

"Saya kira memang ada penadahnya di Jawa, karena nggak mungkin suplai sebegitu besar bila nggak ada pasarnya," imbuhnya.

Dengan pola yang sudah tersusun rapi dan terencana ini, pihak Karantina Pertanian tidak mungkin sendiri bertindak menggagalkan penyelundupan daging celeng. Beberapa pemangku kepentingan lainnya juga harus terlibat untuk meminimalisir penyelundupan daging celeng.

"Ini memang harus jadi perhatian semua pihak, karena Karantina hanya di pelabuhan saja. Harus menjadi tanggung jawab bersama Dinas Pemda di daerah asal dan tujuan serta kepolisian," paparnya.

(wij/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads