Perempuan yang akrab disapa Tyas itu dipercaya Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk menjadi Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero). Tyas pun menjadi dirut BUMN termuda.
Belum genap setahun menjadi bos BUMN pariwisata, Tyas mengaku banyak manfaat yang diperolehnya. "Kesempatan yang saat ini sedang diberikan kepada saya, memahami publik dari kebijakan serta efeknya dalam ranah implementasi," kata Tyas kepada detikFinance seperti dikutip Senin (11/8/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang jelas policy maker itu sifatnya makro ya. Setelah jadi direksi kan aku harus implementasi hasil kebijakan, jadi tatarannya mikro. Aku jadi mengerti efeknya, termasuk bawaan dari kebijakan yang dibuat," paparnya.
Tyas membayangkan seorang pembuat kebijakan yang tidak memiliki pengalaman memimpin korporasi. Saat menjadi pejabat kelak, bisa-bisa akan kesulitan dalam menyusun kebijakan. Atau kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan korporasi.
"Aku rasa banyak pembuat kebijakan publik yang kurang memahami publiknya sendiri dan karena informasinya terbatas. Hasilnya juga jadi kurang optimal, bahkan kadang counter productive," jelasnya.
(feb/hds)











































