Umumnya masalah utama yang ditemukan antara lain rendahnya sumber daya manusia (SDM) dan sedikitnya jumlah lapangan pekerjaan. Apa solusinya?
"Karena kekayaan alam kita cukup besar, harus mulai dipikirkan bagaimana menciptakan entrepreneurship kewirausahawan itu," ungkap Kepala BKKBN Fasli Jalal usai orator di Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XIV, di Ruang Auditorium LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (25/08/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka jangan melihat kerja itu harus dengan orang lain atau bekerja di sektor formal. Dia harus melihat berbagai kreatifitas dengan kekayaan alam dan budaya kita bisa melahirkan pekerjaan dan membantu orang lain. Kita masih terbelakang lah jumlah entrepreneur masih rendah," paparnya.
Untuk mendukung program ini, ada beberapa hal utama yang harus diperhatikan. Pertama adalah kemudahan akses modal dari perbankan nasional dan kemudahan mendapatkan informasi serta pendampingan bagi calon pengusaha baru.
"Bagaimana modal ini ramah untuk orang-orang yang jatuh bangun dengan modal kecil. Jadi selain kemudahan modal dan pendampingan. Waktu dia jatuh bangun untuk berhasil harus ada tempat yang ramah untuk mendapatkan pendampingan. Kalau 2 hal ini dilakukan maka tidak banyak dari kita yang menganggur," jelasnya.
(wij/ang)