Calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berasal dari berbagai latar belakang dan menawarkan banyak hal. Salah satunya adalah calon yang mempertaruhkan nyawa untuk memberantas mafia pajak dan mafia migas.
Calon tersebut bernama Muhammad Asdar. Pria ini adalah Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan.
"Andaikata bapak-ibu DPR memilih saya, saya berikan garansi penuh. Nyawa taruhan saya untuk berjuang di BPK dan tidak akan mengecewakan bapak-ibu," tegasnya kala uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di hadapan Komisi XI DPR di Gedung DPR/MPR/DPD, Senin (8/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akan berantas mafia pajak dan migas. Teringat yang disampaikan oleh Bapak Sumitro beberapa waktu lalu soal APBN bocor 30%. Itu masih relevan sampai sekarang," paparnya.
Kemudian, Asdar juga berjanji bahwa BPK harus turut serta dalam pemberantasan korupsi. Dia mencatat dari 508 orang pimpinan daerah, 311 di antaranya tersandung kasus korupsi. Di lingkup pemerintahan pusat, sudah ada 3 menteri yang terjerat korupsi.
"BPK harus serius dalam menangani hal ini," tegas Asdar.
Tiga hal utama yang akan dilakukan oleh Asdar adalah pertama penerapan e-audit. Kedua adalah penerapan akuntansi berbasis acrual, dan ketiga adalah pendekatan nilai-nilai agama.
"Agama yang dapat membantu semua ini berjalan baik, terhindar dari korupsi dan penyelewangan. Termasuk untuk pegawai BPK sendiri. Kalau pejabatnya dekat dengan agama dan dijadikan contoh maka pegawainya akan mengikuti," terangnya.
(mkl/hds)