Indonesia Masih Impor Bumbu Dapur, Ini Daftarnya

Indonesia Masih Impor Bumbu Dapur, Ini Daftarnya

- detikFinance
Rabu, 10 Sep 2014 08:22 WIB
Indonesia Masih Impor Bumbu Dapur, Ini Daftarnya
Jakarta - Barang impor bukan lagi sebutan langka di tanah air. Apa saja dan sepertinya di mana pun ke setiap pelosok negeri, barang-barang tersebut seakan akrab dengan keseharian masyarakat.

Tidak perlu membahas Bahan Bakar Minyak (BBM) atau barang dengan teknologi canggih yang dialasankan tidak bisa diproduksi di dalam negeri. Akan tetapi ini adalah bumbu dapur yang setiap bulan diimpor untuk kebutuhan masyarakat.

Ini tercatat pada data Badan Pusat Statistik (BPS), yang dirilis pada awal bulan lalu. BPS melaporkan produk seperti lada, bawang, cabai dan lainnya masuk ke tanah air. Berikut rinciannya seperti dikutip detikFinance, Rabu (10/9//2014).

5. Garam

Garam juga merupakan bumbu dapur yang masih diimpor sampai sekarang. Selama bulan Juli, impornya sebesar 102,4 ribu ton atau senilai US$ 5,2 juta. Akumulasinya mencapai 1,3 juta ton atau US$ 58,2 juta.

Negara asalnya adalah Australia dengan 93,4 ribu ton atau US$ 4,4 juta, Tiongkok 8.645 ton atau US$ 656 ribu, Selandia baru 312 ton atau US$ 124,5 ribu dan negara lainnya 95,2 ton atau US$ 41 ribu.

4. Bawang putih

Bila dibandingkan dengan bawang merah, jenis bawang putih diimpor jauh lebih besar. Tercatat volumenya mencapai 59,8 ribu ton atau US$ 42,1 juta. Akumulasi dari Januari-Juli sebesar 284,5 ribu ton atau US$ 203,8 juta.

Asalnya adalah dari Tiongkok dengan 59,6 ribu ton atau US$ 41,9 juta dan Taiwan 253,3 ton atau US$ 101 ribu.

3. Bawang Merah

Indonesia juga impor bawang merah sebesar 981,4 ton atau US$ 485 ribu. Asalnya adalah dari Vietnam sebesar 100 ton atau US$ 50 ribu dan Filipina dengan 881,4 ton atau US$ 435 ribu.

Periode ini, impor turun cukup signifikan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Penurunan mencapai 50%-70%. Untuk akumulasi Januari-Juli, tercatat 59,5 ribu ton atau US$ 23,2 juta.

2. Cabai

Cabai juga masih diimpor sampai dengan sekarang. Ada tiga jenis, yaitu segar dingin, kering tumbuk dan awet sementara.

Cabai kering tumbuk diimpor pada Juli sebesar 1.221 ton atau US$ 1,7 juta. Paling besar dari India 978 ton atau US$ 1,3 juta, Tiongkok 216 ton atau US$ 329 ribu,Thailand 500 kg atau US$ 7.215 dan negara lainnya 26,2 ton atau US$ 97 ribu.

Cabai awet sementara diimpor 279,3 ton atau US$ 300 ribu. Berasal dari Thailand 140 ton atau US$ 133.400 dan Tiongkok 139,3 ton atau US$ 167.154.

Untuk cabai segar dingin berbeda dengan dua jenis lainnya. Jenis ini cukup jarang masuk ke dalam negeri. Akumulasi Januari-Juli impor cabai segar dingin sebesar 14,7 ton atau US$ 24.963 berasal dari Vietnam.

1. Lada

Pada bulan Juli, lada diimpor sebesar 1.025 ton atau US$ 7,5 juta. Impor berasal dari berbagai negara. Terbesar adalah dari Vietnam dengan 1.007 ton atau US$ 7,4 juta.

Kemudian Malaysia dengan 15 ton atau US$ 131 ribu, Brazil 606 kg atau US$ 10 ribu, Belanda 840 kg atau US$ 7.968 dan negara lainnya 1,5 ton atau US$ 22.067.

Impor lada terjadi setiap bulan. Kecenderungan baik volume dan nilai tidak jaug berbeda. Akumulasi dari Januari-Juli impor lada adalah 3.292 ton atau US$ 24,5 juta.
Halaman 2 dari 6
(mkl/ang)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads