Tidak perlu membahas Bahan Bakar Minyak (BBM) atau barang dengan teknologi canggih yang dialasankan tidak bisa diproduksi di dalam negeri. Akan tetapi ini adalah bumbu dapur yang setiap bulan diimpor untuk kebutuhan masyarakat.
Ini tercatat pada data Badan Pusat Statistik (BPS), yang dirilis pada awal bulan lalu. BPS melaporkan produk seperti lada, bawang, cabai dan lainnya masuk ke tanah air. Berikut rinciannya seperti dikutip detikFinance, Rabu (10/9//2014).
5. Garam
|
Negara asalnya adalah Australia dengan 93,4 ribu ton atau US$ 4,4 juta, Tiongkok 8.645 ton atau US$ 656 ribu, Selandia baru 312 ton atau US$ 124,5 ribu dan negara lainnya 95,2 ton atau US$ 41 ribu.
4. Bawang putih
|
Asalnya adalah dari Tiongkok dengan 59,6 ribu ton atau US$ 41,9 juta dan Taiwan 253,3 ton atau US$ 101 ribu.
3. Bawang Merah
|
Periode ini, impor turun cukup signifikan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Penurunan mencapai 50%-70%. Untuk akumulasi Januari-Juli, tercatat 59,5 ribu ton atau US$ 23,2 juta.
2. Cabai
|
Cabai kering tumbuk diimpor pada Juli sebesar 1.221 ton atau US$ 1,7 juta. Paling besar dari India 978 ton atau US$ 1,3 juta, Tiongkok 216 ton atau US$ 329 ribu,Thailand 500 kg atau US$ 7.215 dan negara lainnya 26,2 ton atau US$ 97 ribu.
Cabai awet sementara diimpor 279,3 ton atau US$ 300 ribu. Berasal dari Thailand 140 ton atau US$ 133.400 dan Tiongkok 139,3 ton atau US$ 167.154.
Untuk cabai segar dingin berbeda dengan dua jenis lainnya. Jenis ini cukup jarang masuk ke dalam negeri. Akumulasi Januari-Juli impor cabai segar dingin sebesar 14,7 ton atau US$ 24.963 berasal dari Vietnam.
1. Lada
|
Kemudian Malaysia dengan 15 ton atau US$ 131 ribu, Brazil 606 kg atau US$ 10 ribu, Belanda 840 kg atau US$ 7.968 dan negara lainnya 1,5 ton atau US$ 22.067.
Impor lada terjadi setiap bulan. Kecenderungan baik volume dan nilai tidak jaug berbeda. Akumulasi dari Januari-Juli impor lada adalah 3.292 ton atau US$ 24,5 juta.
Halaman 2 dari 6