Tembok Laut 'Garuda Raksasa' Dibuat Agar Jakarta Tak Tenggelam di 2050

Tembok Laut 'Garuda Raksasa' Dibuat Agar Jakarta Tak Tenggelam di 2050

- detikFinance
Kamis, 18 Sep 2014 10:48 WIB
Jakarta - Wilayah DKI Jakarta khususnya Jakarta Utara telah mengalami penurunan muka tanah pada laju yang mengejutkan, rata-rata 7,5 cm per tahun. Di beberapa tempat laju penurunan muka tanah ini dapat mencapai hingga 17 cm per tahun, hingga berada di bawah permukaan air laut.

Demikian disebutkan dokumen masterplan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)/Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) yang dikutip, Kamis (18/9/2014).

Jika ini terus dibiarkan maka pada tahun 2050 sebagian wilayah Jakarta khususnya Jakarta Utara bakal tenggelam. Berdasarkan dokumen tersebut disebutkan tinggi permukaan laut akan mencapai 5 meter di atas permukaan jalan Jakarta pada 35 tahun mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akibat penurunan muka tanah yang parah, muka air laut akan berada di antara 3-5 meter di atas paras jalan pada tahun 2050," jelas dokumen tersebut.

Untuk itu, dalam masterplan ini muncul rencana pembangunan Giant Sea Wall sebagai tanggul laut 'raksasa' di Teluk Jakarta. Tanggul ini didesain sangat unik yaitu sebuah bentuk burung 'Garuda Megah' lengkap dengan bentangan sayap yang merupakan hamparan kumpulan pulau-pulau buatan hasil reklamasi sebagai daratan baru.

Program ini untuk mencegah banjir yang disebabkan dari laut ketika tanggul laut, dan tanggul sungai di daerah pesisir, tidak cukup tinggi atau cukup kuat. Ketika laut berada di muka air tertinggi, tanggul-tanggul ini terlimpasi, dan air laut membanjiri kota ini seperti yang terjadi pada 2007.

"Banjir ini sangat mungkin terjadi karena pertahanan banjir Jakarta sudah tidak mencukupi lagi. Survei pendahuluan dari 2013 memperlihatkan bahwa saat ini lebih 40% pertahanan banjir di daerah pantai tidak mampu menahan muka air laut tertinggi," jelas dokumen tersebut.

Menurut dokumen tersebut, akibat penurunan muka tanah yang sedang berlangsung di wilayah pesisir Jakarta, risiko banjir menjadi meningkat. Penanganan masalah ini menjadi semakin sulit.

Masterplan proyek Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara adalah suatu proyek bersama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda.
Proyek ini dibiayai oleh Pemerintah Belanda sementara pelaksananya adalah Kementerian Koordinator Perekonomian, Indonesia.

(hen/hds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads