OPEC: Suplai Minyak Dunia Cukup

OPEC: Suplai Minyak Dunia Cukup

- detikFinance
Minggu, 16 Jan 2005 13:03 WIB
Jakarta - OPEC menyatakan, persedian minyak dunia saat ini masih cukup untuk memenuhi permintaan. Dengan demikian kemungkinan OPEC akan tetap memutuskan untuk memangkas produksinya pada pertemuannya 30 Januari mendatang. Menurut Sekjen OPEC Adnan Shihab-Eldin seperti dilansir AFP, Minggu (16/1/2005), cadangan minyak mentah dunia di pasar masih cukup. Hal itu nampaknya akan menjadi salah satu alasan rasional OPEC untuk memangkas produksinya kendati ada keprihatinan siap cuplai dan juga ekspektasi musin yang lebih dingin di daerah utara. Pertemuan 11 negara pengeskspor minyak yang tergabung dalam OPEC di Wina pada 30 Januari mendatang kemungkinan akan mempertimbangkan pemangkasan produksi minyak mentah dunia. Demikian juga pada pertemuan-pertemuan selanjutnya yang akan dilaksanakan pada Maret mendatang. Pertemuan OPEC pada bulan lalu di Kairo, Mesir memutuskan untuk mengurangi produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari mulai tahun 2005. Dengan pemotongan ini, OPEC berharap produksi minyak bisa mendekati batas produksi resminya yakni sekitar 27 juta barel. "Pada pertemuan-pertemuan itu, OPEC akan memutuskan apa saja persiapan yang harus diambil untuk kuartal kedua tahun ini dimana permintaan akan menurun," ujar Shihab-Eldin dalam pernyataan yang dikeluarkan di kantor pusat OPEC, Wina. Shihab-Eldin menjelaskan, penurunan harga minyak dunia beberapa waktu lalu sehubungan dengan datangnya musim semi dan juga tingginya suplai dari OPEC yang hampir mendekati 30 juta barel per hari selama 3 bulan terakhir tahun 2004. Jumlah ini tidak hanya mencukupi permintaan namun juga menghasilkan karakteristik stok musiman yang berbeda di pasar komersial pada level diatas rata-rata selama 5 tahun. Ia menegaskan, usaha-usaha itu telah menghasilkan perubahan harga minyak mentah yang substansial kendati kemudian harga minyak kembali melambung mulai awal Januari 2005. Menurutnya, hal ini berkaitan erat dengan karakteristik musiman pasar sehubungan dengan perpindahan ke arah musim yang lebih dingin di daerah Utara dan juga berkaitan dengan penurunan cadangan minyak mentah dan bahan bakar di AS. "Gangguan suplai di Laut Utara, Teluk Meksiko, Nigeria dan Irak juga memainkan peran yang penting," ujar Shihab-Eldin. Namun menurutnya, dengan mengesampingkan keprihatinan soal musim dingin, suplai minyak dunia, terutama produksi OPEC masih kuat dan lebih dari cukup untuk memenuhi harapan permintaan. Terhitung mulai awal januari, harga minyak dunia terus melambung. Bahkan pada perdagangan Jumat (14/1/2005) lalu, harga minyak dunia kembali melambung hingga mendekati level tertinggi selama 6 minggu terakhir. Menurut para pialang, kenaikan harga minyak ini terkait dengan kekhawatiran cadangan minyak AS selama musim semi, perkiraan pemangkasan produksi OPEC dan gangguan suplai di Laut Utara. Harga minyak light sweet untuk pengantaran Pebruari pada Jumat (14/1/2005) bertahan pada US$ 48,25 per barel atau naik 21 sen dibandingkan penutupan Kamis. Harga ini merupakan tertinggi sejak 30 Nopember 2004. Sedangkan harga minyak Brent naik 4 sen menjadi US$ 45,25 per barel. "OPEC memotong produksinya dan kami memiliki banyak masalah produksi Irak pada saat yang bersamaan di Irak, Laut Utara dan Teluk Meksiko. Sementara produksi AS masih dibawah level normal setelah badai-badai. Semua masalah itu bergabung dan mulai menyebabkan harga minyak melambung," Kevin Norrish, seorang analis Barclays Capital. (qom/)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads