Untuk memenuhi target tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera) melalui Balai Besar Wilayah Sungan (BBWS) Bengawan Solo akan menambah jumlah kapal keruk atau biasa disebut dredger dari semula hanya 1 unit menjadi empat unit.
"Untuk mempercepat, kita menambah 3 dredger lagi untuk bisa mengembalikan fungsi waduk itu seperti semula," ujar Menteri PU Pera Basuki Hadimuljono kepada detikFinance, Sabtu (29/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekitar Rp 70-80 miliar," kata Basuki.
Untuk memenuhi kebutuhan dan tersebut, lanjut Basuki, telah tersedia pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) yang dapat dimanfaatkan hingga 2015.
"Dari loan (pinjaman) JICA IP 552. Karena dulu ini yang membangun investornya Jepang, jadi mereka juga punya tanggung jawab untuk pemeliharaan. Ini dalam rangka pemeliharaan," papar Basuki.
Dana sebesar itu, tambah Basuki, selain untuk melakukan pengerukan 7 juta meter kubik sedimentasi di dalam waduk, akan dilakukan pula pengerukan sedimentasi di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Keduang.
Saat ini, sedimentasi paling parah diakibatkan oleh lumpur yang terbawa dari Sungai Keduang. Ini karena hilir Sungai Keduang terletak paling dekat dengan mulut bendungan. Selain itu, kawasan hutan yang dilalui aliran Sungai Keduang adalah kawasan yang paling parah kondisinya.
"Jadi ketika hujan tidak ada serapan dan tanahnya mudah terbawa air dan ikut mengalir ke sungai," tutur Basuki.
Dengan tindakan tersebut, diharapkan target yang diberikan Presiden Jokowi untuk menanggulangi sedimentasi dalam dua tahun dapat terealisasi.
"Rencana awal, ditargetkan sampai 2018 itu harus sudah selesai. Tapi tadi diperintah Pak Presiden ada penambahan dredger lagi sebanyak 3 unit. Jadi diharapkan selesai dalam dua tahun," jelas Basuki.
(dna/hds)