Bambang menuturkan, kerjasama ini berawal dari awal 2013 lalu, saat ditandatanganinya host Country Agreement (HCA). Kemudian disahkan dengan proses ratifikasi melalui peraturan presiden Nomor 90 tahun 2014.
"Peresmian Country Gateway Office ini adalah yang pertama, walaupun kita sudah menjadi anggota sejak 1975," ungkap Bambang dalam sambutannya, di Hotel Indonesia Kempinsky, Jakarta, Kamis (11/12/2014)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini akan mempermudah IDB untuk ikut serta dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Terutama untuk pembiayaan infrastruktur. Di samping itu juga dalam pengembangan sektor keuangan, investasi, pembiayaan perdagangan, hingga berbagai kajian dan riset.
"Kita membutuhkan banyak dana untuk pembangunan infrastruktur. Dari IDB adalah salah satu institusi yang bisa membantu pembiayaannya," jelas Bambang.
Pembiayaan untuk Indonesia dari IDB sejak 2011- 2014 sebesar US$ 3,3 miliar. Sebanyak 27% digunakan untuk infrastruktur. Sisanya untuk pendidikan 20% dan pertanian 18%.
"Diharapkan untuk tahun 2015 US$ 500 juta. Tapi masih dibicarakan," sebut Bambang.
Pada kesempatan yang sama, Presiden IDB Group Ahmad Mohamed Ali mengatakan, Indonesia menjadi salah satu prioritas IDB. Karena selain anggota, Indonesia merupakan negara dengan kapasitas penduduk islam yang besar.
Kehadiran kantor perwakilan di Indonesia adalah untuk mempererat hubungan dengan IDB. IDB tidak hanya berperan untuk pembiayaan namun juga menyatukan perekonomian antara negara-negara yang menjadi anggota IDB.
"Kita akan memperkuat kolaborasi dengan Indonesia dan dengan negara-negara yang menjadi anggota IDB," sebutnya.
(mkl/dnl)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 