Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Anambas Tarmizi mengungkapkan, di Kepulauan Anambas tercatat ada 5.000 nelayan. Dari jumlah itu, hanya sebagian kecil yang turun melaut di zona 12 mil ke bawah. Ia sengaja menahan ribuan nelayan untuk tak melaut di Perairan Anambas sebelum keamanan mereka dijamin oleh TNI Angkatan Laut.
"Sampai hari ini, ribuan nelayan yang ingin melaut di atas 12 mil saya tahan dulu. Jangan dulu melaut sebelum ada jawaban setelah saya koordinasi dengan TNI AL," kata Tarmizi kepada detikFinance, Kamis (18/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapal tersebut mendekat dengan kecepatan tinggi. Panik melihat pergerakan kapal itu, kapal nelayan Anambas segera menghidupkan mesin kapal dan menghindar dari hantaman kapal nelayan asing. Setelah itu aksi kejar-kejaran berlanjut antara kapal nelayan asing dan kapal nelayan Anambas.
"Kemudian kita memilih bersembunyi di tempat pengeboran minyak di Perairan Belidah," imbuhnya.
Belum puas, Tarmizi mengatakan kapal asing lalu menyalakan lampu sorot untuk melihat pergerakan kapal nelayan Anambas. Hingga akhirnya kapal nelayan Anambas tersebut mematikan seluruh lampu kapal dan kapal nelayan Thailand kehilangan jejak.
Bagi Tarmizi, ini adalah kasus pertama di mana kepal nelayan asing mengejar kapal nelayan lokal. Ia memperkirakan kasus ini terjadi pasca penenggelaman 3 kapal nelayan asing Thailand di Anambas.
"Saya kira kasus ini terjadi pasca penenggelaman 3 kapal di laut Natuna," tuturnya.
(wij/hds)