Pasca Dikejar Kapal Thailand, Nelayan Anambas Takut Melaut

Pasca Dikejar Kapal Thailand, Nelayan Anambas Takut Melaut

- detikFinance
Kamis, 18 Des 2014 11:18 WIB
Ilustrasi kapal nelayan
Jakarta - Ribuan nelayan di Kabupaten Kepulauan Anambas sampai saat ini belum berani melaut. Hal ini terjadi pasca dikejarnya nelayan Anambas oleh nelayan Thailand di Perairan Belidah, Kabupaten Kepulauan Anambas, 8 Desember 2014 lalu.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Anambas Tarmizi mengungkapkan, di Kepulauan Anambas tercatat ada 5.000 nelayan. Dari jumlah itu, hanya sebagian kecil yang turun melaut di zona 12 mil ke bawah. Ia sengaja menahan ribuan nelayan untuk tak melaut di Perairan Anambas sebelum keamanan mereka dijamin oleh TNI Angkatan Laut.

"Sampai hari ini, ribuan nelayan yang ingin melaut di atas 12 mil saya tahan dulu. Jangan dulu melaut sebelum ada jawaban setelah saya koordinasi dengan TNI AL," kata Tarmizi kepada detikFinance, Kamis (18/12/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tarmizi mengungkapkan, kasus dikejarnya kapal nelayan Anambas terjadi pada tanggal 8 Desember 2014. Saat itu, satu kapal nelayan Anambas berbobot 5 Gross Ton (GT) sedang berjangkar menangkap ikan di Perairan Belidah. Kapal nelayan Anambas didekati satu kapal nelayan asing dengan ukuran lebih besar, sekitar 60 GT.

Kapal tersebut mendekat dengan kecepatan tinggi. Panik melihat pergerakan kapal itu, kapal nelayan Anambas segera menghidupkan mesin kapal dan menghindar dari hantaman kapal nelayan asing. Setelah itu aksi kejar-kejaran berlanjut antara kapal nelayan asing dan kapal nelayan Anambas.

"Kemudian kita memilih bersembunyi di tempat pengeboran minyak di Perairan Belidah," imbuhnya.

Belum puas, Tarmizi mengatakan kapal asing lalu menyalakan lampu sorot untuk melihat pergerakan kapal nelayan Anambas. Hingga akhirnya kapal nelayan Anambas tersebut mematikan seluruh lampu kapal dan kapal nelayan Thailand kehilangan jejak.

Bagi Tarmizi, ini adalah kasus pertama di mana kepal nelayan asing mengejar kapal nelayan lokal. Ia memperkirakan kasus ini terjadi pasca penenggelaman 3 kapal nelayan asing Thailand di Anambas.

"Saya kira kasus ini terjadi pasca penenggelaman 3 kapal di laut Natuna," tuturnya.

(wij/hds)

Hide Ads