Selain nelayan di Perairan Anambas Kepulauan Riau, nelayan lokal yang berada di Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara juga kena serangan nelayan asing.
Menurut laporan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), nelayan yang diduga dari Malaysia menyerang 4 kapal nelayan Indonesia di Tanjung Balai Asahan, kemarin (17/12/2014) pukul 15.00 WIB.
"Kemarin 12 hingga 13 kapal nelayan berbendera Malaysia berukuran lebih dari 30 Gross Ton (GT) menyerang 4 kapal nelayan Tanjung Balai Asahan berbobot 6-8 GT," ungkap Sekretaris Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Tanjung Balai Asahan Dahli Sirait kepada detikFinance, Kamis (18/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka beringas, melawan nelayan lokal dan ingin menabrak kapal kita," katanya.
Dahli menceritakan penyerangan itu juga berlanjut pada aksi kejar-kejaran. Menurut laporan nelayan Malaysia melempari senjata parang ke 4 kapal nelayan lokal yang ukurannya lebih kecil. Untungnya tidak ada korban jiwa atas kejadian ini, hanya nelayan lokal kehilangan jaring penangkap ikan yang hilang di Perairan Selat Malaka.
"Mereka jelas Malaysia karena ada bendera Malaysia di atas kapal tetapi mereka sengaja menutup nomor lambung kapal pakai goni karena mereka berencana mau nabrak nelayan kita," jelasnya.
Dahli memperkirakan mulai kejamnya perlakuan nelayan asing disebabkan aturan yang cukup tegas soal pelarangan illegal fishing oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. "Mereka tadinya nyaman nangkap ikan di laut kita dengan aturan Bu Menteri jadi terusik," katanya.
(wij/hen)