Perajin yang tergabung dalam wadah Komunitas Rajut Binong Jati dan Koperasi Industri Rajut Binong Jati berkesempatan mencurahkan hati (curhat) kepada orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Pertemuan berlangsung di ruang serbaguna 'Rumah Tamah' yang berada di Jalan Binong Jati, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Senin (12/1/2015). Sebelumnya Jokowi menyambangi sejumlah rumah perajin rajutan dan menyapa hangat ratusan warga setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sentra rajutan Binong Jati ini harus tetap ada karena mampu menyerap banyak pekerja, jangan nasibnya menjadi 'situs'. Kami juga memohon supaya dibukakan akses masuk dari jalan besar yaitu Jalan Kiaracondong ke Jalan Binong Jati, panjangnya cuma seratus meter," pinta Wondo.
Selama ini akses masuk Jalan Binong Jati yang bisa dilintasi mobil melalui Jalan Gatot Subroto. Selain itu, Wondo berharap pemerintah daerah membuatkan gerai atau showroom khusus penjualan produk rajutan karya para perajin di kawasan Binong Jati.
Eka, salah satu perajin rajut lainnya, mengungkapkan pendapat kepada Jokowi perihal keberadaan Binong Jati tak hanya sekadar dicap sentra industri rajut, tetapi bisa menjadi destinasi wisata belanja dan edukasi. Ia juga mendorong pemerintah pusat membuka sekolah yang mempelajari pengetahuan merajut.
"Jadi kalau ada sekolah rajut, masyarakat bisa belajar merajut," ucap Eka.
Jokowi yang berbusana kemeja putih lengan panjang itu menyetujui soal dibuatnya showroom bersama. Jokowi memperoleh informasi dari Ahmad Heryawan dan Oded M Danial ada lahan 600 meter persegi yang bisa dimanfaatkan.
"Nanti tempat parkirnya agak besar, juga ada showroom. Jadi bisa melihat langsung proses produksi, sekalian belajar merajut. Memang proses seperti itu yang diinginkan wisatawan, tak hanya beli tapi mencoba produksi," ujar Jokowi singkat.
(bbn/hen)