Kondisi ini semakin memperparah infrastruktur perbatasan selain jalan yang memang kondisinya lebih buruk dari jalan perbatasan di Malaysia, yang jauh lebih bagus.
PLBN Entikong berada di dusun Entikong, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Fasilitas awal yang akan menyambut setiap kendaraan yang akan menyeberang ke negeri jiran tersebut adalah area parkir. Area yang juga berfungsi sebagai area antre kendaraan sambil menunggu pemeriksaan oleh petugas, kondisi lahan parkir nampak tak terawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, bagian fasilitas penunjang seperti masjid pun tampak tidak tertata rapi. Menyatu dengan kantin-kantin yang terbuat dari bilik kayu yang terlihat kumuh. Ada pula monumen pancasila yang sedianya menjadi bangunan penanda yang megah, malah tampak lusuh tak terawat.
Bagian selanjutnya adalah bangunan PLBN, yang merupakan bangunan utama dari komplek PLBN Entikong ini. Bernuansa etnik dengan aksen berupa hiasan berbentuk tameng khas suku dayak di kedua fasadnya.
Aksen budaya yang eksotis yang sedianya menjadi identitas bangsa tersebut tak terlihat menarik lantaran dibalut pemandangan lusuh dari keseluruhan bangunan.
Memasuki bangunan ini semakin terlihat jelas bagaimana penataan ruang sulit dilakukan karena memang luas kawasan yang tidak memadai. Hasilnya, alat deteksi kesehatan dan alat deteksi sinar eksβ hanya tergeletak begitu saja hampir tak terpakai lantaran ruangan yang tersedia tak cukup untuk menampung alat-alat tersebut.
"Kami alatnya ada, tapi ruangannya kurang jadi deteksi kesehatan hanya sekedarnya. Padahal penularan penyakit antar negara seperti flu burung harusnya bisa dideteksi dan dihindari dari mulai PLBN ini kalau pemeriksaannya bisa optimal," ujar Direktur Pengembangan Pemukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Hadi Sucahyono saat dijumpai di lokasi, Kamis (15/1/2015)
Selain itu, ruang bea cukai yang kecil membuat pengamanan terhadap barang-barang mencurigakan tak bisa dilakukan dengan optimal. "Mau ditahan kita nggak punya ruangan yang cukup untuk menyimpan. Tapi mau dilepaskan kami dianggap tidak menegakkan disiplin. Jadi serba salah," papar dia.
Belum lagi dari sisi penerangan, pantauan detikFinance bagian dalam bangunan ini terasa sangat lembab dengan penerangan yang hampir remang-remang meski berada di tengah hari bolong.
Kondisi ini memberi gambaran jelas bagaiman infrastruktur di kawasan perbatasan di Indonesia masih sangat terbelakang
Begitu kontras dengaβ bangunan serupa yang berada di sisi Malaysia. Meski tidak seluas yang ada di sisi Indonesia, komplek bangunan bernama Imigresen Serawak ini tampak begitu teratur sehingga lebih nyaman dilalui.
Bangunan-bangunan didominasi kombinasi warna putih dan biru terlihat begitu terawat dan cerah. Area parkir pun terlihat lebih teratur.
Secara fisik tak jauh berbeda dengan yang ada di sisi Indonesia. Hanya saja, area parkir di sisi Malaysia dilengkapi dengan marka dan batas-batas berupa garis-garis di permukaan area parkir yang membuat kendaraan bisa menempatkan posisi dengan lebih teratur.
"Ketertinggalan-ketertinggalan ini yang bakal kami kejar sehingga kualitas kawasan perbatasan yang dimiliki Indonesia tak kalah dengan negara tetangga seperti Malaysia," katanya.
(hen/ang)











































