Operator Bandara Soekarno-Hatta Punya Bos Baru

Operator Bandara Soekarno-Hatta Punya Bos Baru

- detikFinance
Jumat, 16 Jan 2015 08:18 WIB
Operator Bandara Soekarno-Hatta Punya Bos Baru
Jakarta - Direktur Utama PT Jakarta Properindo (Jakpro), Budi Karya Sumadi, dipilih pemerintah untuk memimpin PT Angkasa Pura (AP) II, operator Bandara Soekarno-Hatta.

Budi diangkat menjadi dirut perusahaan pelat merah itu menggantikan Tri Sunoko yang habis masa jabatannya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, perusahaan sudah menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk mengambil keputusan perombakan direksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini kami berhentikan dengan hormat kepada direksi AP II. Kemudian mengangkat direksi AP 2 yang baru," kata Rini di kantornya kemarin.

Berikut ini fakta seputar jajaran direksi baru AP II, seperti dirangkum detikFinance, Jumat (16/1/2015).

Direksi Pilihan Jokowi

Pengangkatan 6 direksi baru operator bandara pelat merah ini telah memperoleh restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Untuk Dirut AP II, keputusan ada di Pak Presiden. Pak Presiden sudah putuskan kemudian kami lakukan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa)," kata Rini.

Awalnya Rini mengusulkan 3 nama kepada Jokowi. Dari 3 kandidiat yang diajukan, akhirnya Jokowi menyetujui nama Budi Karya Sumadi sebagai kandidat yang pantas menduduki posisi nomor satu di AP II.

"Kami usulkan 3 nama ke Pak Presiden," ujarnya.

Tidak hanya memperoleh restu Presiden, Rini mengaku pihaknya juga berkonsultasi dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan selaku regulator transportasi.

"Saya dengan Pak Jonan bersama-sama godok nama. Karena Kementerian Perhubungan merupakan kementerian teknis terkait," jelasnya.

PR-nya Banyak Sekali

Rini menilai 6 Direksi baru AP II punya banyak pekerjaan rumah yang menanti.

Bos-bos baru BUMN operator bandara yang salah satunya adalah Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) ini, harus menjamin dan memberikan pelayanan dan keamanan yang baik bagi penumpang dan maskapai.

"Pekerjaan rumahnya banyak. Menhub tekankan bagaimana kepentingan keamanan dan layanan yang menyeluruh sehingga memang itu salah satu yang utama," kata Rini.

PR lain yang harus dituntaskan, adalah pengembangan runway (landasan pacu) di Bandara Soetta. Rini mengatakan, bandara Soetta sudah sangat padat, sehingga memerlukan penanganan super cepat. Untuk membantu pendanaan, pemerintah mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 3 triliun kepada AP II.

"Kedua memang pengembangan dari Bandara Soetta sangat penting yakni runway ke-3," jelasnya.

Rini menyebut, AP II yang sedang mengembangkan terminal ke-3 di bandara Soetta, harus mampu membuat bandara yang mencerminkan karakter Indonesia. Alasannya, bandara Soetta adalah salah satu pintu gerbang Indonesia di mata dunia internasional.

"Sebagai gerbang Indonesia di mata dunia dan gerbang ibu kota, tentu Bandara Soetta diharapkan dapat memberikan wajah yang merefleksikan kebudayaan Indonesia. Itu yang ditekankan Bapak Presiden," ujarnya.

Direksi Baru akan Tertibkan Taksi Gelap dan Calo

AP II merupakan BUMN operator bandar di Indonesia bagian barat, salah satunya Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).

Dalam jangka pendek, Budi berjanji menertibkan taksi gelap dan calo pada bandara yang berada di bawah pengelolaannya.

"Kami ingin berikan rasa aman pengunjung. Kami bicara rasa aman. Kami tertibkan taksi gelap dan calo di bandara," kata Budi usai pelantikan kemarin.

Masih di dalam program jangka pendek, manajemen AP II akan memberi stimulus kepada pegawai, khususnya yang bekerja di bandara-bandara padat.

Alasannya, pegawai AP II selama ini sangat dibebani oleh padatnya pergerakan penumpang seperti di Bandara Soetta. Tidak hanya itu, AP II akan mendorong program pengembangan karir bagi pegawai di lingkungan AP II, sehingga bisa memberi penyegaran.

"Kami beri semangat baru di AP II. Kami tahu kenaikan jumlah pengunjung luar biasa, sehingga buat teman-teman letih. Kami beri semangat baru agar semangat melayani semakin baik," ujarnya.

Usul Dapat Suntikan Rp 3 Triliun

BUMN operator bandara ini rencananya akan diberikan suntikan dana segar Rp 3 triliun. Dana ini akan dipakai untuk membiayai pembangunan dan pembebasan lahan runway ke-3 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).

Tidak hanya itu, dana segar tersebut bakal dipakai membangun cross taxiway yang menghubungkan antara 2 runway di Bandara Soetta.

"Di APBN-P (APBN Perubahan), kita usulan PMN ke AP II yang memang sehubungan dengan tambahan runway dan cross taxiway. Usulan kita Rp 3 triliun," kata Rini.

Untuk pembangunan runway dan cross taxiway, Kementerian BUMN perlu membawanya ke Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Itu juga tergantung persetujuan DPR," sebutnya.
Halaman 2 dari 5
(ang/ang)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads