General Manager Logam Mulia Business Unit, Dody Martimbang mengatakan, alat ini merupakan alat pengolahan anode slime pertama di Indonesia. Sebelum adanya fasilitas pengolahan TBRC ini, anode slime diekspor ke Jepang untuk diolah menjadi produk logam berharga.
"Yang existing diekspor ke Jepang karena di Indonesia belum ada refinery yang mampu mengolah itu. Dalam hal ini Antam melihat ada peluang," tutur Dody di acara Peresmian dan Tapping TBRC di PT Antam, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (18/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Teknologi ini juga tak hanya mampu mengolah anode tapi juga platina," tuturnya.
Emiten berkode ANTM itu menginvestasikan US$ 500.000 (Rp 6 miliar) untuk mengolah 500 ton anode slime per tahun. Dengan asumsi rata-rata kandungan emas 1% di setiap ton anode slime, Antam akan mendapatkan 5 ton emas di luar pdouksi yang ada saat ini yang berasal dari tambang emas Pongkor, dan Cibaliung.
"Di masa depan Antam berencana meningkatkan kapasitas pengolahan menjadi 2.000 ton anode slime," tuturnya.
Fasilitas Top Blown Rotary Converter ini berupa mesin ekstraksi yang digerakan oleh satu operator mesin saja.
(zul/ang)











































