Ini Alasan Konsumen Beli Bra dan Celana Dalam Bekas Impor di Pasar Senen

Ini Alasan Konsumen Beli Bra dan Celana Dalam Bekas Impor di Pasar Senen

- detikFinance
Rabu, 04 Feb 2015 15:07 WIB
Jakarta - Produk bra dan celana dalam bekas impor laris manis di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Pembeli rata-rata berasal dari kaum hawa, mereka pun punya alasan tersendiri.

Pantauan detikFinance di Pasar Senen, Rabu (4/2/2015), para pembeli datang silih berganti memasuki lorong-lorong toko penjual bra dan celana bekas.

Susi, salah satu pembeli bra dan celana dalam bekas, mengaku tertarik dengan model yang ditawarkan. Dengan harga terjangkau, ia bisa memperoleh bra dan celana dalam bermerek dengan kualitas bagus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Modelnya keren-keren. Saya bisa pakai celana dalam dan bra merek terkenal dengan harga Rp 35.000," kata Susi kepada detikFinance di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (4/2/2015).

Susi menyebut keunggulan lain dari bra dan celana dalam bekas dibandingkan dengan produk lokal, kualitas bra dan celana bekas impor sangat berbeda. Produk lokal mudah rusak sedangkan bra dan celana dalam impor bisa tahan lama meski kondisinya bukan baru lagi.

"Saya nggak lihat harga tapi kekuatannya. Saya sampai bosen pakai karena nggak rusak. Kalau buatan lokal dan baru, jika dicuci dan masuk mesin cuci jadi gampang hancur," paparnya.

Susi tidak khawatir terhadap kebersihan bra dan celana dalam impor yang dibeli di Pasar Senen. Sebelum dipakai, ia selalu mencucinya dengan air panas.

"Aman saja dipakai. Memang pertama direndam pakai air panas," jelasnya.

Pembeli bra dan celana dalam impor lainnya ialah Oni, ibu Rumah Tangga ini mengaku tertarik membeli karena pilihan bra dan celana dalam yang beragam. Selain itu, ia mengaku terhibur dengan berbagai ragam produk bra dan celana dalam bekas pakai yang ditawarkan penjual.

"Kadang buat iseng. Kalau suka ya beli kalau nggak suka ya nggak beli," jelasnya.

Selama memakai produk bra dan celana dalam bekas, Oni tidak pernah mengalami efek samping seperti terserang penyakit kulit. Alasannya ia selalu mencuci pakaian bekas pakai memakai air panas setiap baru membeli. Proses pencucian juga dilakukan terpisah dengan pakaian miliknya.

"Rasa khawatir pasti ada tapi setiap beli saya rendem air panas apalagi kan ini daleman," ujarnya.

(feb/hen)

Hide Ads