Pasar Santa Jadi Tempat 'Gaul', Area Parkir Membludak dan Macet

Pasar Santa Jadi Tempat 'Gaul', Area Parkir Membludak dan Macet

- detikFinance
Senin, 16 Feb 2015 19:53 WIB
Jakarta - Pasar 'Gaul' Santa di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan jadi contoh pasar yang berhasil bangkit dari 'mati suri' karena nyaris tak berpenghuni selama 7 tahun hingga 2014. Kebangkitan Pasar Santa berdampak luar biasa terhadap perubahan kondisi lingkungan di sekitarnya.

Dampak yang paling terasa yaitu meningkatnya volume kunjungan yang naik signifikan. Meningkatnya jumlah kunjungan membuat jumlah kendaraan mobil dan motor membludak terutama saat akhir pekan.

Kepala Pasar Santa Bambang Sugiarto menjelaskan telah terjadi peningkatan kunjungan menggunakan kendaraan roda empat ke pasar yang terletak di Jalan Cipaku, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kapasitas parkiran bisa menampung 200-250 mobil. Awalnya mah sepi, rata-rata nggak sampai 10 mobil, tapi sekarang membludak. Apa lagi kalau minggu mungkin bisa 1.000 mobil," kata Bambang saat berbincang santai bersama detikFinance, Senin (16/2/2015).

Hal ini tentu mempengaruhi kondisi lingkungan di sekitar pasar. Pasalnya, Pasar Santa tidak terletak di jalur utama. lebar jalan pun tergolong minim hanya sekitar 4 meter.

Artinya bila ada sebuah mobil Toyota Kijang Innova dengan lebar 1,7 meter‎, hanya tersisa jalan selebar 2,3 meter yang mengharuskan mobil lain yang saling berpapasan harus bergantian melewati jalan ini.

Peningkatan volume mobil yang melintas di sekitar pasar tentu berdampak pada kian macetnya jalanan di sekitar Pasar Santa. Hal ini dituding sebagai alasan aksi penggusuran pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan‎ di trotoar di sekitar pasar.

Para pedagang menuding bahwa penggusuran untuk menambah area parkir dengan cara instan. Namun demikian, Bambang menegaskan bahwa penggusuran PKL tersebut tidak berhubungan dengan makin ramainya pengunjung Pasar Santa.

"PKL digusur kan nggak berarti dipakai mobil untuk parkir. Karena di situ sebenarnya saluran air yang ditutup. Itu memang programnya Pemprov DKI secara keseluruhan. Kan ada yang lain juga seperti di Ciputan dan lain-lain juga. Memang program untuk mengembalikan fungsi fasilitas publik," katanya.

Peningkatan volume pengunjung tetap menjadi perhatian pihaknya dalam pengelolaan Pasar. "Kami sedang mengusahakan agar ada shuttle bus menuju ke sini. Jadi yang bawa mobil misalnya bisa parkir di kantor wali kota, dari kantor wali kota ada shuttle ke sini. Jadi nggak terlalu banyak mobil yang masuk ke sini," tuturnya.

Ia pun mengaku membuka kesempatan bagi pedagang yang terkena penggusuran untuk mengisi ruang-ruang di Pasar Santa yang masih kosong.

"Masih banyak yang kosong kalau mau. Tentu kami membuka peluang bagi siap yang mau. Untuk yang berjualan di depan juga kami sudah lama menawarkan silakan diisi. Kebetulan sudah ada dua pedagang korban gusur yang sudah masuk ke dalam. Itu dia jualan lontong sayur, satu lagi jualan kelapa. Jadi kami membuka saja," katanya.

(dna/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads