BPS 'Ramal' Maret 2015 Bisa Deflasi (Lagi)

BPS 'Ramal' Maret 2015 Bisa Deflasi (Lagi)

- detikFinance
Senin, 02 Mar 2015 13:30 WIB
BPS Ramal Maret 2015 Bisa Deflasi (Lagi)
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menilai Indonesia kemungkinan kembali mencatat deflasi pada Maret 2015. Musim panen padi akan mendorong harga beras lebih stabil, bahkan turun.

Demikian disampaikan Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadiwibowo saat konferensi pers di kantornya Jakarta, Senin (2/3/2015).

"Desember, Januari, Februari yang biasanya inflasi tinggi saja ini deflasi meski ada kenaikan harga beras. Nanti kan Maret-April panen, puncaknya April. Biasanya itu cenderung deflasi," jelas dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenaikan harga Elpiji 12 kg dari Rp 129.000 menjadi Rp 134.000, lanjut Sasmito, tidak akan banyak memberi dampak inflasi. Oleh karena itu, peluang deflasi pada bulan ini masih terbuka.

"Elpiji naik Rp 5.000 per tabung, itu andil ke inflasi 0,04%. Jadi masih ada peluang deflasi, kalau pun inflasi akan sangat kecil," ucap dia.

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium sebesar Rp 200/liter, tambah Sasmito, juga akan menyumbang inflasi tapi masih dalam batas wajar.

"BBM yang naik Maret itu akan memberi dampak. Tapi naiknya itu kecil, meski tetap ada dampaknya," katanya.

Pada Februari, BPS mencatat terjadi deflasi 0,36%. Artinya, deflasi terjadi 2 kali berturut-turut setelah pada Januari 2015 juga deflasi 0,24%.

Berikut adalah sejumlah pengeluaran yang menyumbang deflasi alias mengalami penurunan harga:

  • Cabai merah. Harga turun 39,66%. ‎Disebabkan pasokan melimpah dan distribusi lancar karena sudah memasuki masa panen.
  • Bensin. Harga rata-rata turun 7,13% pada Februari dibanding Januari. Disebabkan penurunan harga minyak dunia, dan kebijakan pemerintah.
  • Cabai rawit. Harga turun 33,75%. Disebabkan pasokan melimpah.
  • Tarif angkutan dalam kota. Penurunan 2,83%. Disebabkan penurunan harga bensin Premium dan Solar.
  • Daging ayam. Harga turun 2,28%. Disebabkan pasokan melimpah.
  • Telur ayam ras. Harga turun 2,34%. Disebabkan pasokan melimpah.
Sementara itu, ada sejumlah pengeluaran yang menghambat deflasi yaitu:

  • Beras. Harga naik 2,88%. Disebabkan kekurangan pasokan karena belum memasuki masa panen.
  • Tarif listrik. Kenaikan 1,5%. Disebabkan Peraturan Menteri ESDM No 31/2014, mulai Januari 2015 perubahan tarif dasar listrik untuk golongan rumah tangga ‎1.300 watt ke atas mengikuti perubahan kurs rupiah, harga BBM, dan inflasi bulanan.
  • Tarif angkutan udara. Kenaikan 7,2%. Disebabkan peningkatan permintaan angkutan udara menjelang Imlek.
  • Sewa rumah. Kenaikan 0,49%. Disebabkan biaya perawatan rumah naik.
  • Emas. Kenaikan harga 1,56%. Disebabkan kenaikan harga emas dunia.
(drk/hds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads