Bos Maspion Datangi Kantor Menko Sofyan, Ada Apa?

Bos Maspion Datangi Kantor Menko Sofyan, Ada Apa?

- detikFinance
Rabu, 18 Mar 2015 18:05 WIB
Bos Maspion Datangi Kantor Menko Sofyan, Ada Apa?
Bos Maspion Alim Markus di kantor Kemenko Perekonomian (Foto: Maikel/detikFinance)
Jakarta - Alim Markus yang dikenal sebagai Presiden Direktur Maspion Group, sore ini mendatangi kantor Menko Perekonomian Sofyan Djalil. Alim datang bersama rombongan pengusaha untuk membahas agenda strategis dengan Sofyan.

Ia datang sekitar pukul 16.00 WIB, mengenakan setelan jas hitam dengan dasi bercorak merah. Pertemuan berlangsung tertutup di ruangan Menko Sofyan dan selesai sekitar satu jam kemudian.

Usai pertemuan, Alim menuturkan kehadirannya sebagai perwakilan dari dari Indonesian - China Bussiness Council (ICBC). Alim membahas rencana kerjasama antara ICBC dan Bank of China yang diharapkan kehadiran Presiden Jokowi saat proses penandatanganan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mumpung Presiden ke sana, kita bisa sekaligus saksikan tandatangan," ungkap Alim di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (18/3/2015)

Ia menuturkan, kerjasama ini nantinya akan berdampak positif untuk Indonesia. Sebab BOC akan menyalurkan kredit untuk usaha kecil dan menengah (UMKM) dalam jumlah yang besar. Berikut pendidikan secara teknis dan kontrol.

"BOC akan memberikan kredit kepada UMKM, bukan selain kredit saja, tapi juga teknikal dan pengontrolan," ujarnya.

Tidak hanya sampai di sana, dari kerjasama tersebut, UMKM juga akan disediakan pasar khusus di China. Maka dari itu dibutuhkan produk yang sesuai dengan standar pasar China.

"Jadi memberikan mereka bagaimana memproduksi barang yang berkualitas dan sesuai dengan market yang di China," kata Alim.

Jenis produk yang akan diterima cukup beragam. Mulai dari produk pertanian, hingga cinderamata asli Indonesia.

"Produknya pokoknya yang bisa untuk diekspor ke sana," sebutnya.

Alim belum dapat menyebutkan nilai kerjasamanya. Namun, diyakini bahwa dampaknya akan cukup bagus untuk mendorong perekonomian Indonesia. Khususnya dari usaha dengan kelas usaha bawah.

"Jadi step by step. Angkanya pasti sangat besar," tukasnya.

(mkl/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads