"Indonesia tertinggi dalam hal produktivitas padi di Asia," kata Assistant FAO Representative Indonesia Ageng Setiawan Herianto saat diskusi di Menara Thamrin, Jakarta, Rabu (1/4/2015).
Tingkat produktivitas sawah di Indonesia sempat tersalip oleh Vietnam dalam 3 bulan terakhir. Padahal lahan sawah Vietnam tidak lebih banyak dari Indonesia. Vietnam hanya menerapkan sistem pertanian intensif dengan menggenjot frekuensi pemupukan daripada pertanian di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
FAO menilai penggunaan pupuk berlebihan tidak baik untuk keberlangsungan pertanian. Ageng menilai tingkat produktivitas sawah Indonesia relatif tinggi bahkan di daerah Papua angkanya di atas nasional.
"Di tempat tertentu bisa 8-9 ton per 1 hektar. Di Papua bahkan bisa 11 ton per hektar. Tergantung teknik. Kalau dijalankan dengan benar, kita bisa swasembada," ujarnya.
Potensi produksi beras di Indonesia bisa meroket bila sistem irigasi dan teknis cocok tanam diperbaiki. Dari 4,9 juta hektar lahan persawahan, sebesar 52% area sawah tidak memiliki saluran irigasi yang baik. Selain itu, petani Indonesia masih bergantung pada orang di dalam proses cocok tanah.
"52% saluran irigasi nggak berfungsi normal. Jadi yang tersedia 2 juta hektar. Jadi kalau irigasi diperbaiki, bisa kembali ke 4,9 juta hektar. Itu cukup memenuhi kebutuhan beras nasional," ujarnya.
(feb/hen)