Mata Anda akan langsung dimanjakan oleh kombinasi bangunan modern bandara. Cantik dan bersih berpadu dengan barisan perbukitan yang mengelilingi areal bandara seluas 115 hektar ini.
Bandara ini sebenarnya tidak terlalu besar, justru tergolong kecil. Panjang lintasan pacu hanya 2.250 meter, hanya bisa didarati pesawat berbadan kecil dengan rute domestik. Namun, bandara ini memiliki fasilitas cukup mumpuni untuk bersaing dengan bandara lain di tanah air yang lebih besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keren ya, ada garbaratanya. Padahal bandara kecil," bisik seorang penumpang sambil berjalan menyusuri garbarata yang berwarna serba putih dipadu dengan kaca-kaca bening lebar, ketika detikFinance menyambangi bandara ini akhir pekan lalu.
Langkah kaki pun mengantarkan langsung ke terminal kedatangan yang terletak di lantai dua bangunan Bandara. Nuansa serba putih masih mendominasi area terminal.
Namun berbeda dengan garbarata, pada bagian ini permukaan kaca memiliki penampang yang lebih lebar. Warnanya pun tidak bening melainkan biru. tujuannya tak lain untuk meredam silaunya cahaya matahari yang langsung menyorot ke bagian dalam bangunan dua lantai ini.
Melewati lorong ini, kesan yang pertama kali muncul sekilas mirip dengan Bandara Sepinggan di Balikpapan, Kalimantan Timur, hanya dalam versi yang lebih kecil.
Di ruang lebar tepat di tengah bangunan bandara terdapat area komersial. Area ini dilengkapi dengan tangga yang langsung menuju ke lantai dasar bangunan.
Begitu menuruni tangga, maka akan menemui bangunan yang merupakan teras yang berlantai keramik warna putih, dilengkapi kanopi lebar dengan tiang-tiang baja yang juga dikelir putih.
Dari area ini bisa terlihat area parkir berbentuk lapangan terbuka dengan dasar bata blok, hingga sejauh mata memandang gerbang masuk tampak begitu kecil di ujung pandangan.
Yang menarik, sepanjang teras tampak kaca-kaca lebar dengan logo maskapai penerbangan lengkap dengan lubang berbentuk kotak kecil di bagian bawah tengah kaca, yang mengisyaratkan ruangan di belakangnya adalah loket penjualan tiket, yang kini sudah dilarang.
Di ujung teras, akan langsung ditemui gerbang kaca lebar yang membuka otomatis. Sesekali ada orang yang berhenti menanti masuk ke bagian dalam bangunan yang kali ini merupakan terminal kedatangan.
Memasuki gerbang kaca tadi, akan langsung ditemui dua buah mesin pemeriksaan berupa gerbang deteksi logam lengkap dengan alat pemeriksa sinar x di sebelahnya.
Area selanjutnya adalah area check in. Area ini pun tampak modern, sehingga berada di sini seolah berada di area check in bandara besar dengan bukaan kaca lebar dipadu lantai dan dinding berwarna putih membuat ruangan ini tampak lega dan bersih.
Berbelok ke kanan, area yang akan dijumpai kembali adalah terminal keberangkatan. Memasuki area ini akan kembali dihadang oleh gerbang pendeteksi logam dan alat pemeriksa sinar x.
Bandara ini juga dilengkapi dengan eskalator menuju ke lantai 2. Masih didominasi oleh area komersial, di lantai 2 ini terhubung dengan ruang tunggu para penumpang. Dari ruangan ini bisa terlihat jelas landasan pacu yang berbatasan langsung dengan barisan bukit yang cantik.
Bandara ini terletak di dataran tinggi dengan ketinggian 86 meter di atas permukaan laut. Bandara ini dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandara Kelas I Kementerian Perhubungan, yang dikelola para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kemenhub.
(dna/dnl)