Ia menyebut, kualitas lulusan perguruan tinggi RI masih tertinggal dari negara tetangga seperti Singapura sampai Malaysia.
"Secara jujur, tingkat kesiapan universitas di Indonesia dan lulusan kita dibandingkan universitas seperti di Singapura dan lain-lain dari kacamata industri, kemampuan kita masih kurang," kata Suryo saat acara penandandatangan nota kesepahaman (MoU) antara Kadin dan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (4/6/2015).
Suryo mengaku, Banyaknya perguruan tinggi di Indonesia, dinilai masih berorintasi pada penciptaan jumlah lulusan daripada menghasilkan mahasiswa yang memiliki kemampuan sejalan dengan kebutuhan industri.
"Selama ini, banyak terkesan, kita pentingkan kuantitas daripada kualitas lulusan," sebutnya.
Di tempat yang sama, Ketua Umum APTISI Edy Suandi menjelaskan, setidaknya terdapat 4.100 perguruan tinggi yang beroperasi di Indonesia. Jumlah tersebut terus bertambah. Mayoritas kampus atau 97% merupakan universitas swasta.
Edy tak menampik kualitas kampus dan lulusan universitas di Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga. Apalagi sistem pendidikan di Indonesia lebih banyak memberikan teori daripada praktik kerja lapangan.
Β
"Di Indonesia 80% teori kemudian 20% bisa dipakai langsung bila terjun ke lapangan. Di Korea 60% praktek. Ini berat bagi dunia usaha karena, masa siapkan bekerja bisa lebih lama," ujarnya.
(feb/rrd)