detikFinance berkesempatan mengunjungi PMQ pada Rabu (3/6/2015) di 35 Aberdeen Street, Central, Hong Kong. Masuk dari gerbangnya, tampak bangunan mirip setengah apartemen dan setengah mal, namun ada sentuhan-sentuhan modern dan kontemporer di sana-sini. Di dalam komplek itu ada 2 bangunan yang terpisah di kanan dan kiri. Di tengahnya ada penghubung, berupa ruangan kaca untuk tempat konferensi yang di atasnya ada taman terbuka. Bangunannya didominasi tembok putih, kaca-kaca, dan cat hijau tua.
Siapa nyana, gedung ini dulu adalah bangunan kuno peninggalan Inggris yang diperuntukkan sebagai sekolah negeri pertama di Hong Kong yang dibangun tahun 1862 bernama Central School di Gough Street. Sekolah ini merupakan sekolah modern pertama di Hong Kong, dengan sistem pendidikan ala Barat. Pada 1889, sekolah dipindahkan ke Aberdeen Street yang kini menjadi PMQ.
Central School saat itu masih menjadi sekolah elit, anak-anak orang Inggris dan para bangsawan. Bahkan, keturunan Dinasti terakhir China, Dinasti Qing, masih sempat bersekolah di sekolah itu. Salah satu tokoh besar lulusan sekolah ini adalah Dr Sun Yat Sen, pemimpin revolusi China.
Pada Perang Dunia II, gedung sekolah itu rusak kena bom dan dibangun kembali menjadi asrama kepolisian Hong Kong, bagi anggota polisi yang sudah menikah pada 1951. Semakin banyak anak, semakin diprioritaskan mendapatkan tempat tinggal di asrama. Namun pada 2000, asrama polisi itu dipindahkan dan kosong sejak itu.
Di 2009, akhirnya PMQ masuk dalam 1 dari 8 proyek di kawasan Central yang harus dilestarikan di bawah komando Biro Pengembangan Hong Kong. Dan tahun berikutnya, pengelolaan PMQ ini diserahkan kepada Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Musketeers, didukung Pusat Desain Hong Kong dan Universitas Politeknik Hong Kong mengubah PMQ menjadi pusat industri kreatif.
"Pemerintah membuat ini untuk mereka yang mulai bisnis kreatif, namun modalnya tidak terlalu kuat. Kalau menyewa ruangan toko di bawah apartemen atau gedung kan sewanya masih mahal. Nah di PMQ ini, mereka diakomodasi dengan harga sewa yang jauh lebih murah," jelas Carolus Chui, pemandu dari Hong Kong Tourism Board.
Carolus sebelumnya memberikan perkiraan harga sewa toko di bawah gedung atau apartemen di pinggir jalan sekitar HK$ 100 ribu-HK$ 200 ribu (Rp 171 juta-Rp 342 juta) per bulan. Sedangkan harga sewa di sini, karena diperuntukkan pebisnis pemula, maka harganya jauh lebih murah.
Sedangkan Cheuk Yiu Wong, staf Corporate Communication PMQ mengatakan, ada sekitar 100 lebih pengusaha kreatif (creativepreneur) yang ditampung di gedung ini. Biaya sewanya jauh lebih murah dibanding dengan toko komersial yang diutarakan Carolus.
"Biaya sewanya per bulan sekitar HK$ 20 ribu (Rp 34 juta) saja," jelas Cheuk.
Dengan keunggulan itu, pihak PMQ sendiri memiliki Dewan atau Komite yang akan menyeleksi para pebisnis kreatif pemula. Jadi, para start up bisnis kreatif harus mengirimkan proposal bisnis. Komite seleksi yang terdiri dari praktisi bisnis, desainer, pihak yayasan akan menilai apakah pebisnis mula ini pantas mendapatkan ruangan pamer di PMQ.
"Ada evaluasi. Biasanya mereka ditarget selama 2 tahun, bisnisnya mesti berkembang dan kalau bisa go international. Setelah bisnis mereka besar, mereka dipersilakan pindah untuk mandiri, dan ruangannya diganti dengan pebisnis mula yang baru. Kalau belum berhasil ya nanti dievaluasi lagi," tutur Cheuk.
Cheuk mengatakan, PMQ juga memiliki mentor bisnis bagi para penyewa. Ada pula pebisnis kreatif dari luar negeri yang dipersilakan membuka stan di sini, dan kemudian, pebisnis ini mesti mengadakan sesi sharing pada para pebisnis mula. Dalam sesi tersebut, mereka bisa mengutarakan masalah bisnisnya dan saling memberikan solusi.
Salah satu creative-preneur start up, Marco King Chan, pendiri dan desainer Dust Production, perusahaan desain yang memproduksi pernak-pernik dari printer 3D. Marco mengaku sudah 1 tahun berada di PMQ. Selama setahun itu, perkembangan bisnisnya cukup baik.
"Kami menerima pesanan dari klien kami yang di luar negeri di sini. Di sini bukan bengkelnya, tapi kantornya," tutur pria yang rambutnya dikuncir ini.
Pernak-pernik hasil cetak printer 3D ini macam-macam, mulai dari anting-anting, gelang, kalung, hingga dekorasi ruangan. Bahannya mulai dari plastik hingga metal.
Selain desainer asesoris, juga ada desainer baju, desainer interior, pelukis, kuliner seperti kafe dan pastry, hingga pop up store. Semuanya adalah pebisnis start up. Bila Anda berkeliling PMQ, Anda akan gemas dengan barang hingga desain stannya yang lucu-lucu! Kisaran harga barang di sini mulai dari kurang dari HK$ 100 (Rp 172 ribu) hingga lebih dari HK$ 5 ribu (Rp 8,6 juta).
Dalam situs PMQ (http://www.pmq.org.hk), pemerintah Hong Kong membiayai pemeliharaan gedung dan operator -Yayasan Musketeers- menanggung biaya operasional. Bila ada keuntungan, akan dibagi 2, antara pemerintah Hong Kong dan Yayasan.Β
(nwk/dnl)











































