detikFinance berkesempatan mengunjungi pabrik semen yang lokasinya dekat kawasan Pantai Selatan Banten bersama rombongan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Rombongan bertolak dari Jakarta sekitar pukul 15.00 WIB Senin (8/6/2015), diperkirakan waktu sampai tujuan pukul 21.00-22.00 WIB, namun perkiraan meleset jauh.
Rombongan baru sampai di kawasan Serang Timur pukul 18.00 WIB dan kembali melanjutkan perjalanan sekitar pukul 19.30 WIB menuju Bayah. Untuk menuju Bayah, rombongan harus melewati kawasan Malimping di Selatan Banten.
"Kita lanjutkan perjalanan Bayah dengan kondisi jalan yang rusak merata," kata Corporate Legal and Public Relation Senior Manager PT Cemindo Gemilang, Arko Kanadianto saat memandu perjalanan.
Jalanan yang sempit menyulitkan kendaraan-kendaraan seperti bus. Lebar jalan di kawasan tersebut hanya 4,5 meter. Kondisi jalan yang banyak berlubang, makin lengkap dengan genangan air hujan yang menutupu lubang jalan tak kasat mata pada malam hari, karena tak ada lampu penerangan jalan.
Sepanjang mata memandang, kanan kiri pepohonan rimbun yang menambah suasana tambah gelap. Jangan harap bisa tidur dengan nyenyak karena kendaraan tak bisa berhenti bergoyang menghantam lubang-lubang jalan tersebut.
Naik bus mewah yang sejatinya nyaman sekejap berubah menjadi kendaraan offroad. Tak jarang laju kendaraan memicu adrenalin karena saat kendaraan menghantam lubang di kanan kiri, kendaraan pun ikut miring mengikuti arah.
Belum lagi ada perbaikan jalan yang mengharuskan sistem buka tutup jalan di jalan Cibareno menuju Malimping. Kami akhirnya sampai di kawasan Pantai Sawarna lebih dari pukul 03.00, atau sekitar 9 jam dari Serang. Capaian ini meleset dari perkiraan yang awalnya diduga hanya 5-6 jam. Padahal jarak Serang-Bayah sekitar 160 Km.
Menuju Bayah dari Jakarta tak hanya bisa diakses lewat jalan Malimping saja. Akses pun bisa ditempuh lewat Pantai Pelabuhan Ratu Sukabumi. Namun tak juga tanpa tantangan.
Deputy Project Director Cemindo Gemilang, Anang Adji Sunoto mengatakan, jalan yang bisa diakses lewat Bogor-Pelabuhan Ratu-Bayah berbukit-bukit.
"Tanjakannya dan turunannya curam, ada yang 10 derajat bahkan ada yang 15 derajat," tuturnya.
Kepala BKPM Franky Sibarani menuturkan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah tengah melakukan perbaikan dan pelebaran jalan untuk jalan Simpang Bayah-Cibareno hingga perbatasan Jawa Barat. Kementerian Pekerjaan Umum menganggarkan Rp 300 miliar di tahun ini untuk melebarkan jalan dari 4,5 meter menjadi 7 meter.
"Diharapkan sampai akhir tahun ini selesai, terutama Simpang Bayah, Cibareno sama Perbatasan Jabar. 30 km," tutur Franky.
Selain kendala infrastruktur, kendala listrik pun menjadi persoalan tersendiri di daerah yang disebut Franky tertinggal ini. Franky menyebut, elektrifikasi di kawasan ini masih 76%.
"Listrik sedang ditangani, jalan sedang dibangun. Setidaknya awal tahun depan, daerah lebih geliat lagi," tutupnya.
(zul/hen)