Digempur 'Mal' Online, Pusat Baju Mangga Dua Masih Jadi Pilihan

Digempur 'Mal' Online, Pusat Baju Mangga Dua Masih Jadi Pilihan

Muhammad Idris - detikFinance
Rabu, 24 Jun 2015 16:08 WIB
Jakarta -

Di tengah maraknya penjualan busana lewat jejaring sosial dan toko online, sejumlah pedagang di pusat penjualan konveksi ITC Mangga Dua mengaku tak khawatir akan penurunan penjualan di tokonya.

Basril, salah satu pedagang busana muslim mengatakan, kecenderungan masyarakat yang mulai berbelanja pakaian di dunia maya tidak akan menggerus penjualan tokonya secara signifikan.

Alasanya, lanjut Basril, jika berbelanja busana secara langsung pembeli bisa memilih barang sesuai selera dan kualitas barang yang terjamin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang lebih jarang ke pasar pasar mungkin benar karena suka online, tapi nggak ada jaminan sesuai apa nggak kan, jadi masih ramai," katanya kepada detikFinance, Rabu (24/6/2015).

Ia pun tidak berencana membuka lapak di dunia maya meski lokasi tempat berjualanya sedang sepi akhir-akhir ini.

"Sepi kan karena banyak alasan. Memang selama Jokowi memmimpin ini barang pada mahal. Ini musim puasa malah gigit jari, orang lagi banyak keperluan, bukan sepi karena orang belanja online," tegasnya.

Kondisi ini juga diamini pedagang lainya, Bayu. Menurutnya, para pedagang ITC Mangga Dua yang kebanyakan menjual baju impor tersebut belum banyak yang memanfaatkan internet.

"Saya rasa punya pasar masing-masing. Di sini kan banyakan main grosir juga, artinya masih laris walau ada saingan toko online, kalau yang jual eceran saja ada yang pakai. Tapi masih ramai, buktinya stok harian selalu habis," ungkap Bayu.

Pakaian Pilihan Ibu-ibu

Demam Korea rupanya tidak hanya terjadi terjadi pada musik K-Pop dan serial dramanya saja, kegandrungan masyarakat Indonesia pada Korea ikut mendongkrak penjualan baju model Korea.

Salah satu pedagang busana ITC Mangga Dua Nita Sebayang mengatakan, banyak masyarakat yang mencari pakaian Korea sejak budaya K-Pop mulai populer di tanah air.

"Yang banyak cari model Korea itu ibu-ibu muda biasanya. Yang ABG juga ada. Ada yang memang karena lagi hobi Korea ada yang karena modelnya saja," ujar Nita ditemui detikFinance.

Nita mengatakan, pakaian model Korea hampir mirip dengan baju batik pada umumnya. Namun berbeda dengan batik yang memiliki motif beragam sesuai daerahnya, baju Korea sangat monoton dalam motif, hanya berpola daun dan motif bunga.

"Harga per potong Rp 45.000, kalau beli 3 potong harganya Rp 120.000, sebenarnya ada naik sedikit karena dolar lagi kuat, tapi cuma naik Rp 3.000 saja dari harga lama," jelasnya.

Dalam sehari, pemilik Toko Nita Fashion ini bisa menjual hingga 3-4 lusin dalam sehari. "Kalau ramai yah bisa 10 lusin," ungkap Nita.

Pedagang baju Korea lainya, Putri Oktaviani mengungkapkan, tokonya juga mengalami kebanjiran pesanan baju Korea dalam beberapa minggu terakhir.

"Sebenarnya baju Korea sudah ada sejak 2 tahun lalu. Tapi sekarang lagi ngetren," ungkap Putri.

Selain menyukai model dan pengaruh budaya K-Pop, lanjut Putri, baju Korea memiliki bahan yang berkualitas dan nyaman dipakai.

"Bahannya adem, enak pokoknya. Yang suka yang ABG sama ibu-ibu muda," tukasnya.

(ang/ang)

Hide Ads