"Kalau Saguling ada Cirata dan Jatiluhur. Ini kaskade (waduk yang dibangun pada satu sungai yang sama dan biasanya beropasi dalam satu sistem integrasi) yang paling parah justru Jatiluhur," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PERA) Basuki Hadimuljono saat ditemui di Gedung Menko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (29/6/2015).
Basuki menjelaskan Waduk Saguling berada di bagian hulu atau lebih tinggi dari Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur. Air buangan dari Waduk Saguling yang mengandung hara/pasir keluar dengan otomatis untuk menggerakan generator listrik. Air buangan itu kemudian diterima Waduk Cirata dan di bagian hilir adalah Waduk Jatiluhur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waduk Jatiluhur di Purwakarta dan Waduk Jajigede di Sumedang Jawa Barat merupakan dua waduk terbesar di Indonesia. Tercatat luas Waduk Jatiluhur mencapai 8.300 hektar.
Sedangkan luas Waduk Saguling pada saat beroperasi 1985 mencapai 5.600 hektar dengan volume tampung air sebanyak 920 juta meter kubik. Namun pada 2004 luas waduk ini makin menyempit hanya sekitar 4.710 hektar dengan volume tampung air makin sedikit hanya 730,5 juta meter kubik.
Waduk Saguling menurut data Indonesia Power mengalami sedimentasi yang cukup parah. Bila kondisi ini terus berlangsung diperkirakan umur usia masa layanan waduk tinggal tersisa 30 tahun lagi. Saat ini total sedimentasi sudah mencapai 78.923.188,92 meter kubik.
(wij/hen)