Lada tersebut disinyalir terbuat dari bahan tepung gipsum, yakni tepung untuk membuat plafon rumah. Apabila dikonsumsi akan membahayakan kesehatan.
Kepala Bidang Perdagangan Diskoperindag Kota Mojokerto Indro Tjahjono mengatakan dugaan sementara butiran lada palsu yang disita dari pedagang berinisial S (37), produk yang dijualnya dibuat dari bahan-bahan berbahaya.
“Kayaknya terbuat dari tepung gipsum dicampur tepung lain dan perekat semacam lem untuk membulatkan. Kalu tidak dikasih perekat pastinya hancur. Tentunya sangat berbahaya kalau dikonsumsi," kata Indro kepada detikFinance, Selasa (30/6/2015).
Indro menuturkan temuan ini saat dirinya sidak bersama Walikota Mas’ud Yunus, barang bukti lada palsu yang disita dari pedagang langsung diserahkan ke dinas Kesehatan Kota Mojokerto untuk diuji di laboratorium. Pengujian itu guna memastikan bahan-bahan yang terkandung dalam lada yang diduga palsu tersebut.
“Merica palsu langsung kami serahkan ke Dinkes. Ini saya sedang di polres koordinasi untuk menanyakan tindak lanjut bagaimana supaya pengedarnya segera ditangkap,” ungkapnya.
Peredaran lada palsu, sementara ini baru ditemukan di pasar Tanjung Anyar. Pihaknya belum menelusuri kemungkinan beredarnya lada yang sama di pasar tradisional lainnya di Kota Mojokerto, yakni Pasar Prajurit Kulon.
Indro mengimbau masyarakat lebih teliti sebelum membeli lada di pasar. Sejumlah ciri-ciri fisik yang mudah dikenali untuk membedakan lada palsu dengan yang asli diantaranya, warna lada palsu lebih cerah dan mudah hancur ketika diremas dengan jari.
“Bila direndam dalam air selama 2-3 menit larut. Baunya apek, tidak bau merica. Harganya jualnya juga lebih murah,” jelasnya.
Lada palsu tersebut ditemukan Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus beserta jajarannya saat melakukan sidak harga sembako di Pasar Tanjung Anyar. Sekitar 30 bungkus lada palsu kemasan 0,5 ons disita dari seorang pedagang bumbu dapur berinisial S.
Dari pengakuan si pedagang, lada palsu tersebut dibeli dari seorang sales yang mengaku berasal dari Watudakon, Kecamatan Pungging, Mojokerto seharga Rp 190.000 per Kg.
(hen/hen)