Direktur Perluasan dan Pengolahan Lahan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan), Prasetyo Nuchsin mengatakan Waduk Saguling, Cirata itu masih satu aliran dengan Waduk Jatiluhur. Waduk Jatiluhur sendiri merupakan waduk terbesar di Indonesia.
"Perannya sangat vital mengairi lahan pertanian dengan irigasi teknis menuju 340.000 hektar lahan pertanian. Waduk Jatiluhur mengairi hingga 4 kabupaten," kata Prasetyo kepada detikFinance, Selasa (30/6/2015)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waduk-waduk di Indonesia memang usianya tua dan mengalami masalah seperti pendangkalan (sedimentasi). Akibat dari pendangkalan itu, volume air yang bisa ditampung menjadi berkurang karena waduk cepat penuh," katanya.
Menurutnya kondisi waduk Jatiluhur saat ini dengan 10 tahun sudah jauh berbeda. Pada 10 tahun lalu, pasokan air Waduk Jatiluhur masih melimpah.
"Petani bisa pakai untuk genangi padi 5-10 cm sesuai yang mereka inginkan. Saat ini, akibat dari pendangkalan itu, pemakaian air secukupnya saja untuk membasahi lahan. Selain itu, harus rata terbagi hingga aliran terjauh, tidak hanya yang dekat waduk saja yang dapat," katanya.
Ia mengatakan, secara luas tanam memang tidak berkurang akibat berkurangnya volume air waduk. Sawah di Jawa Barat masih bisa tanam 3x setahun, namun ada dampak dari sisi pasokan.
"Hanya saja, saat kemarau, pengaturan airnya harus ketat. Kita sosialisasikan supaya ngga perlu genangi sawah 5 cm, secukupnya saja asal basah," katanya.
(hen/rrd)