Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2015 diprediksi tidak akan menyurutkan minat masyarakat untuk mudik jelang hari raya Lebaran. Hal ini terbukti secara historis pada krisis moneter (krismon) 1998 lalu,
"Mudik itu memang unik. Ekonomi melambat, orang mengerem belanja. Tapi mudik tetap jalan terus. Kami juga pernah diskusikan hal ini waktu terjadi krisis moneter tahun 1998-1999. Sedang krisis, tapi jumlah orang yang mudik tetap naik, tetap tumbuh," ujar Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk (JSMR) Adityawarman dalam paparan media di kantornya, Jakarta, Selasa (30/6/2015).
Hal ini, lanjut Aditya, dikarenakan kegiatan mudik di Indonesia ini sudah menjadi satu tradisi yang melekat di masyarakat. Selain itu, momentum satu tahun sekali ini juga memang selalu dimanfaatkan untuk berkumpul seluruh keluarga besar dari berbagai kalangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ekonomi melambat, orang menahan belanja, tapi bukan berarti orang tidak punya uang. Hanya saja mereka lebih selektif membelanjakan uangnya. Nah, tahun ini bisa jadi masyarakat menahan belanja karena mempersiapkan lebaran karena pasti kalu pulang kampung mereka harus memikirkan memberi THR ke keponakan, saudara atau belanja lainnya," jelas Aditya.
Kenaikan lalu lintas setidaknya bisa dilihat dari jumlah kendaraan yang melintas masuk melalui Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama menuju Cikampek.
Direktur Operasi Jasa Marga, Christantio Prihambodo memprediksikan, puncak arus mudik akan terjadi pada H-3 atau pada tanggal 14 Juli 2015 dengan jumlah kendaraan yang masuk melalui Gerbang Tol-Utama arah Cikampek akan naik sekitar 99,3% dibandingkan volume lalu lintas pada hari biasa.
Dari perhitungannya, jumlah kendaraan di puncak mudik tersebut akan mencapai 141.864 kendaraan per hari atau tumbuh 10% dibanding puncak arus mudik tahun 2015.
"Dibandingkan dengan kondisi puncak arus lebaran 2014, ada kenaikan sekitar 10%. Karena tahun lalu jumlah kendaraan yang melintas di GT Cikarang Utama (entrance) arah cikampek pada saat lalin puncak mencapai 128.967 kendaraan," tuturnya.
Selain GT Cikarang Utama arah Cikampek, beberapa GT juga mengalami peningkatan volume lalu lintas yang cukup signifikan dibandingkan hari biasa.
"Kenaikan paling tinggi di Gerbang Ciperna Utama arah Jawa Tengah akan mengalami kenaikan sejumlah 459,19%, di GT Sedang (exit) meningkat 97,32%, GT Cileunyi (exit) meningkat 63% dan GT Kalihurip Utara (exit) meningkat 71,84%," papar dia lagi.
Untuk mengantisipasi potensi tersebut, manajemen perusahaan pelat merah itu memastikan 250 km jalan tol yang dikelolanya akan berada dalam kondisi prima dari sisi kondisi fisik jalan maupun pengelolaannya untuk mendukung kelancaran lalu lintas selama musim mudik lebaran tahun ini.
Sepanjang 250 km jalan tol tersebut terdiri dari dari sejumlah ruas. Pertama adalah Jalan Tol Jakarta-Cikampek sepanjang 72 km. Kemudian, Jalan Tol Cikampek-Padalarang sepanjang 58,50 km.
Lalu Jalan Tol Padalarang-Cileunyi sepanjang 35,64 km, Jalan Tol Palimanan-Kanci sepanjang 26,30 km dan Jalan Tol Semarang sepanjang 24,5 km. Ruas lainnya adalah Jalan Tol Semarang-Solo ruas Semarang-Unggaran sepanjang 11,3 km dan juga Jalan Tol ruas Ungaran-Bawen sepanjang 12 km.
(dna/ang)