Pasca digusur dari Stasiun Cikini oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero), para pedagang parcel ini direlokasi ke pusat perbelanjaan Cikini Gold Center (CGC), yang berada persis di seberang Stasiun Cikini.
Sanny, salah seorang pedagang parsel yang kini menampati salah satu toko di lantai 1 mengatakan, dirinya mengalami penurunan omzet penjualan hingga 50% lebih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sanny mengungkapkan, saat masih di stasiun, dalam sehari di bulan Ramadan, omzet penjualan parcelnya dalam sehari mencapai Rp 15 juta lebih. "Kalau sekarang sehari paling ramai paling Rp 7 juta dalam sehari. Kalau di luar puasa kan cuma jualan keranjang saja," ungkapnya.
Untuk meningkatkan penjualannya di bulan Ramadan tahun ini, kata Sanny, sejumlah pedagang yang menempati toko di CGC juga membuka lapak di trotoar. Namun, keterbatasan lahan dan persaingan dengan pedagang parcel musiman membuat tak semua pedagang eks Stasiun Cikini bisa berjualan di tepi jalan raya.
"Tahun lalu masih bisa buka tenda di bawah. Sekarang nggak dapat bagian, jadi terpaksa cuma andalkan jualan di lantai 1 CGC," tambanhnya.
Sanny mengungkapkan, hampir semua pedagang pun mengalami penurunan penjualan drastis sejak digusur dari stasiun. "Tapi yang lain kan beda, terutama yang besar-besar sudah punya langganan. Kalau saya kan cuma punya satu toko," kata Sanny.
(rrd/rrd)