Basuki menjelaskan bahwa alasan pemerintah melanjutkan kembali pembangunan jalan tol yang mangkrak sejak krisis moneter ini adalah karena keberadaan jalan tol ini sangat dibutuhkan publik.
"Jalan Tol Becakayu itu sangat dibutuhkan karena di sana itu jalannya macet sekali kan? Perlu diurai sehingga proyek ini dilanjutkan kembali," tutur Basuki kepada detikFinance di kantornya, Rabu (15/7/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan adanya tol ini juga dimaksudkan untuk memperlancar arus barang dan manusia. Karena banyak orang Bekasi yang bekerja di Jakarta. Banyak juga barang produksi kawasan industri di Bekasi yang jadi konsumsi di Jakarta. Jadi ini memperlancar," kata Basuki.
"Jadi harapannya, yang tinggal di Bekasi tidak pindah ke Jakarta, juga kawasan-kawasan industri di Bekasi punya akses yang lebih lancar dalam mengirim barang ke Jakarta," katanya.
Pada 17 Oktober 2014 menjadi tonggak sejarah bagi proyek tol penghubung Bekasi-Jakarta ini. Setelah terhenti sejak krisis 1998, tol sepanjang 21 Km tersebut akhirnya mulai dikerjakan lagi.
Groundbreaking dilaksanakan di daerah Kalimalang, Jakarta Timur, Jumat (17/10/2014). Pada waktu itu hadir Menteri Pekerjaan Umum yang masih dijabat Djoko Kirmanto, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Achmad Gani Ghazali, Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk (WSKT) M Choliq selaku pemegang konsesi tol, serta Wali Kota Jakarta Timur HR Krisdianto.
Tol Becakayu terdiri dari 2 seksi yaitu Seksi I Casablanca-Jakasampurna dan Seksi II Jakasampurna-Duren Jaya Bekasi. Panjang Seksi I adalah 11 km, dan Seksi II 10,04 km.
Total investasi di tol Becakayu mencapai Rp 7,2 triliun. Badan usaha yang mengelola tol ini adalah PT Kresna Kusuma Dyandra Marga.
(dna/hen)