Ini Bahayanya Daging Celeng

Ini Bahayanya Daging Celeng

Lani Pujiastuti - detikFinance
Jumat, 24 Jul 2015 13:36 WIB
Foto: Daging Celeng di Bekasi (Lani-detikFinance)
Bekasi - Meski berbahaya karena keamanannya tidak terjamin, daging celeng atau babi hutan masih jadi komoditas yang sering diselundupkan di Indonesia. Apa bahayanya daging ini?

Kepala Bidang Kepatuhan Badan Karantina, Joni Anwar mengatakan, penyakit dan kualitas daging celeng tidak bisa dipastikan.

"Dari segi keamanan pangan tidak bisa dijamin. Tidak safety (aman), dipotong dengan cara apa, mengandung penyakit atau tidak. Daging sapi dari pasar saja kalau sehari tidak masuk kulkas sudah bau dan tidak layak. Daging celeng ini berhari-hari di jalan. Kondisinya tentu tidak layak konsumsi," jelas Joni saat penggerebekan rumah penadah daging celeng ini, di Kampung Jatibulak, Bekasi Timur, Jumat (24/7/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain dikonsumsi langsung, daging celeng juga sudah menelurkan sejumlah produk turunan. Belum lagi, daging ini sering dioplos dengan daging sapi yang harganya sudah di atas Rp 140.000/kg saat ini.

"Daging celeng dioplos dengan daging sapi, ini yang harus dicegah. Produk turunan lain yaitu minyak celeng yang bisa dipakai untuk substitusi minyak babi," kata Joni.

Menurut Joni, daging celeng ini sering berasal dari Sumatera. Celeng atau babi hutan sering diburu di ladang sawit Sumatera karena dianggap hama.

"Para penjaga lahan sawit menangkap celeng-celeng ini ya karena mengganggu tanaman sawit. Tidak ada nilainya dari sana. Paling hanya ongkos angkut Rp 5.000/kg," ungkap Joni.

"Dari awal daging celeng dibawa dari Bengkulu itu sudah pelanggaran UU Karantina No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. Masuk ke Jawa tidak dilengkapi dokumen karantina. Tidak memenuhi sertifikat Karantina, syarat sanitasi yang baik, dan jaminan bebas penyakit," tutur Joni.

(dnl/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads