Laba bersih ini didorong oleh laba operasi yang diperoleh Citilink US$ 4,9 juta atau Rp 65,7 miliar di semester I-2105.
President & CEO Citilink Albert Burhan mengatakan, pencapaian laba ini diraih berkat program efisiensi super ketat, yang dikombinasikan dengan strategi pengembangan inovasi layanan, beserta perluasan jaringan kerjasama sehingga memberikan nilai tambah yang besar bagi perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisi pendapatan usaha Citilink berhasil meraup Rp 2,98 triliun, atau meningkat 28,1% dari periode yang sama pada 2014 yang mencapai Rp 2,32 triliun. Sementara itu, aset Citilink juga meningkat dari Rp 1,83 triliun pada semester I-2014 menjadi Rp 2,76 triliun atau meningkat 51,1%.
Ekuitas perusahaan menjadi positif, yaitu Rp 188,8 miliar dari sebelumnya yang mengalami defisiensi modal.
Albert menambahkan, jumlah pesawat yang dioperasikan Citilink bertambah 40% dari 25 pesawat menjadi 35 pesawat Airbus tipe A320, sehingga menjadi pendorong pertumbuhan pendapatan usaha di tahun-tahun mendatang. Sedangkan dari sisi biaya operasional Citilink berhasil melakukan pengetatan biaya sehingga biaya operasional hanya naik 13,7%.
Citilink tercatat menerbangkan sebanyak 4,4 juta penumpang dalam enam bulan pertama pertama di 2015, atau naik 33,3% dari sebelumnya yaitu 3,3 juta penumpang pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara tingkat isian penumpang (seat load factor/SLF) mencapai 81%, atau naik 4,8% dari tahun sebelumnya, yaitu 77,3%. Sejak Januari– Juni 2015, frekuensi tercatat 30.094 penerbangan atau naik 27,2% dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 23.660 frekuensi penerbangan.
"Apa yang telah dicapai Citilink saat ini menjadi modal yang kuat untuk melakukan ekspansi bisnis di tahun-tahun mendatang," kata Albert.
(dnl/hen)











































