Jenis jembatan ini rencananya akan mirip dengan Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) di Jawa Timur, yaitu memakai teknologi cable stayed bridge.
Jembatan cable stayed bridge, external prestressed box girder, dan pile slab pada jembatan ini membutuhkan estimasi biaya Rp 3,6 triliun. Pembiayaanya akan memakai skema patungan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Pemerintah Kabupaten Kota Baru, dan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, kerangka pengembangan kawasan di bagian selatan Pulau Kalimantan, terutama di kawasan Batulicin dan kawasan Kota Baru, serta kawasan lainnya di daratan selatan Kalimantan.
"Infrastruktur jembatan kiranya dapat menggerakan ekonomi wilayah di selatan Kalimantan, namun juga dalam konteks Kotabaru sebagai hub transportasi di Indonesia bagian Tengah dan Timur ke arah Sulawesi dan kepulauan Timur," kata Basuki seperti dikutip dari situs PU dan Perumahan Rakyat, Selasa (4/8/2015).
Kedua, Basuki menegaskan, saat ini kelaikan dan kelayakan jembatan berjenis panjang akan ditentukan oleh Komisi Keselamatan Jembatan Panjang dan Terowongan, di bawah tanggungjawab Menteri PUPR. Komisi ini akan menilai kelayakan dan kelaikan desain jembatan diawal perencanaan, dan diakhir pembangunan, akan dikeluarkan sertifikasi penggunaan jembatan oleh Kementerian PUPR.
"Dalam kerangka pengembangan wilayah Pulau Kalimantan, Kementerian PUPR memberi perhatian untuk peningkatan konektivitas antara pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan kawasan-kawasan penyangga sekitar di Pulau Kalimantan," kata Basuki.
Dalam skenario perencanaan Tahun 2015-2019, Kementerian PUPR mendorong konektivitas di Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan di Kalimantan Timur, rencana kawasan ekonomi khusus di Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat, rencana pengembangan Kawasan Industri Ketapang dan Kawasan Industri Landak di Kalimantan Barat, serta Kawasan Industri Batulicin dan Kawasan Jorong di Kalimantan Selatan, maupun rencana kawasan industri di Kalimantan Tengah.
Kalimantan juga mendapat perhatian, terkait perawatan jalan Trans Kalimantan termasuk di Kalsel. Dari panjang Trans Kalimantan sepanjang 3.287 Km, segmen Trans Kalimantan Selatan sepanjang 493,20 Km sudah dengan kondisi mantap 96,61 persen.
Kementerian PUPR memberi perhatian ke pembangunan sejumlah infrastruktur, antara lain jalan akses Kawasan Industri Batulicin ke Pelabuhan Batulicin, pembangunan jalan Kandangan-Hampang-Batulicin, pembangunan jalan akses Pelabuhan Trisakti, dan Pelabuhan Pelaihari.
Kementerian PUPR berharap, akses jalan tersebut dapat memperlancar mobilitas pergerakan ekonomi wilayah di Kalimantan bagian Selatan, memperlancar hub dari Kalimantan Selatan ke Kawasan Timur Indonesia, dan mempercepat pemerataan pembangunan antarkawasan di Pulau Kalimantan.
Tahun ini, Kementerian PUPR menempatkan pembangunan akses jalan paralel perbatasan Indonesia-Malaysia sepanjang 2.101 Km, di mana telah tersambung 1.398 Km dan belum tersambung 703 Km. Tahun ini, alokasi untuk jalan paralel perbatasan Rp 795 Miliar dengan panjang 333 Km. Sisanya akan dibangun 2016 hingga 2018.
(hen/feb)