Dengan revisi UU No. 18 Tahun 2009 menjadi UU No. 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) harus menyiapkan pulau karantina untuk memeriksa setiap sapi impor yang masuk dari negara-negara yang masih zone based, atau belum seluruh satu negara terbebas dari PMK alias country based.
Kapala Pusat Karantina Hewan dan Sumber Daya Hayati Hewani Badan Karantina Kementan Sujarwanto mengatakan, dengan dibangunnya pulau karantina untuk sapi indukan, pemerintah bisa memiliki opsi lebih banyak dalam memilih negara pemasok sapi induk, yang selama ini hanya mengandalkan pasokan dari Australia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Sujarwanto beralasan, selain kuota impor sapi indukan dari Australia dibatasi, indukan sapi dari Negeri Kanguru tersebut memiliki harga yang tinggi ketimbang harga yang ditawarkan negara-negara masih zone based seperti India maupun Brasil.
“Sapi impor dari Australia aja belum ada kan, sedikit sekali kalau ada. Yang sudah masuk dimana saja. Ekspor (sapi) pembibitan nggak seksi buat mereka. Makanya untuk impor indukan kita butuhkan. Dan kalau kita bisa impor dari negara yang belum bebas penyakit kan kita jadi banyak pilihan. Dari Australia indukan kan juga mahal,” kata Sujarwanto.
Sapi-sapi dari Amerika Latin, justru relatif lebih mampu beradaptasi di Indonesia karena iklim yang hampir sama.
“Justru dari negara-negara kayak Amerika Latin ini populasinya besar sekali. Sapi di Brasil ada 250 juta ekor. Australia saja hanya 17 juta. India malah 300 juta ekor. Afrika juga banyak sapinya, tapi belum kita jajaki,” katanya.
Untuk merealisasikan pulau karantina tersebut, Kementan telah melakukan survei di 17 pulau di sejumlah wilayah sejak tahun 2011. Hingga saat ini, kandidat kuat untuk pulau karantina ditetapkan di Pulau Naduk di Kabupaten Belitung. Pulau Naduk merupakan pulau 'perawan' tak berpenghuni dengan luas mencapai 2100 hektar di dekat Selat Karimata.
Tujuan adanya impor sapi indukan, agar sapi bisa dikembangkan di Indonesia untuk mendukung program swasembada daging sapi. Setiap tahunnya kebutuhan sapi di dalam negeri bisa mencapai 3-4 juta ekor. Sedangkan populasi sapi di Indonesia justru kian menurun, data 2012 populasi sapi dan kerbau tak lebih dari 15 juta ekor.
(hen/hen)