Daging Sapi Mahal, Pedagang di Sukabumi Terpaksa Jual Kulit Dan Tulang

Daging Sapi Mahal, Pedagang di Sukabumi Terpaksa Jual Kulit Dan Tulang

Syahdan Alamsyah - detikFinance
Minggu, 09 Agu 2015 13:33 WIB
Sukabumi - Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Sukabumi, Jawa Barat, melonjak naik dan kondisi ini sudah bertahan selama beberapa pekan terakhir.

Seperti di pasar tradisional Cibadak harga daging sapi untuk dijual ke pembeli mencapai kisaran harga Rp 110.000 hingga Rp 120.000 rupiah per kilogram. Padahal normalnya dijual oleh pedagang antara Rp 85.000 hingga Rp 90.000/kg.

Kondisi ini membuat sejumlah pedagang gulung tikar dan beralih berjualan kulit dan tulang dengan alasan lebih mudah dijual dan harganya lebih terjangkau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pedagang bakso aja sekarang lebih pilih daging ayam, padahal mereka sudah semacam pelanggan tetap kami. Dengan tingginya harga ini penjual terpaksa berjualan daleman, kulit dan tulang karena harganya masih bisa dijangkau konsumen," ujar Suhendi (40) seorang pedagang di pasar tradisional Cibadak kepada detikFinance, Minggu (9/8/2015).

Untuk satu kilogram tulang rusuk dan iga dijual dengan harga Rp 70.000, dalaman seperti hati dan lainnya dijual Rp 40.000 dan kulit Rp 20.000.

Suhendi menyadari, kondisi ini tidak serta merta membuat puluhan pedagang menyalahkan pemerintah. Langkanya pasokan sapi dari peternak ke pedagang membuat daging langka, pemerintah melakukan kebijakan mengurangi sapi impor padahal menurutnya sapi lokal di Sukabumi bahkan Jawa Barat sendiri kondisinya nihil.

"Mungkin pemerintah hanya terima laporan dari daerah kalau sapi lokal di kita banyak, padahal sama sekali nggak ada. Program bantuan sapi dari pemerintah sendiri yang harusnya diternakan untuk kemudian disembelih banyaknya malah disembelih dan dijual sendiri entah kemana," lanjut Suhendi.

Sementara itu pedagang lainnya, Mamat (50) terpaksa harus menjual lapak jualan miliknya dan memilih menyewa sendiri akibat kondisi mahalnya daging di pasaran. Ia menyewa lapak untuk berjualan kulit sapi, terpaksa ia lakukan karena dapur di rumah harus tetap ngebul.

"Saya kan punya keluarga, jadi mereka harus tetap makan. Saya jual lapak, uangnya buat kerumah dan sisanya saya pakai modal buat jualan kulit sapi walau keuntungannya kecil yang penting roda penghasilan harus tetap masuk," lirihnya.

Mamat berharap pemerintah bisa mengendalikan harga kembali stabil. Dengan harga Rp 80.000 hingga Rp 90.000 ke pembeli, dengan harga itu diyakini jumlah pembeli meningkat.

"Kalau sekarang dari pengepul ke pedagang saja sudah Rp 100.000 sampai Rp 105.000. Sementara pembeli sudah enggan karena harga tinggi, daripada ditahan busuk, lebih baik banting setir," tutupnya.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads