Peruri Raup Laba Rp 145,4 Miliar dari Cetak Uang Hingga Ekspor Paspor

Peruri Raup Laba Rp 145,4 Miliar dari Cetak Uang Hingga Ekspor Paspor

Feby Dwi Sutianto - detikFinance
Rabu, 12 Agu 2015 16:46 WIB
Jakarta - Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) terus memperlebar sayapnya ke pasar global. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pencetak uang dan dokumen security ini berhasil mengekspor produk non uang seperti paspor hingga pita cukai ke negara Asia seperti Sri Lanka dan Nepal.

"Kita buat pasor ke Sri Lanka. Kalau ke Sri Lanka kita kirim pita cukai. Untuk paspor, kita tahun ini kirim 500.000 lembar," kata Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha Peruri Atje M. Darjan saat pemaparan kinerja di Rumah Makan Pulau Dua, Jakarta , Rabu (12/8/2015).

Selain itu, Peruri berencana memasok uang jenis logam ke Filipina. Peruri menargetkan bisa lolos tender.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita jajaki Filipina. Kita masuk short list uang logam. Awal tahun depan kalau lolos, kita bisa cetak logam. Beberapa negara di Asia Selatan kita jajaki, kemudian Amerika Latin komunikasi untuk cetak dokumen security ke kita," ujarnya.

Meski telah masuk ke sektor non uang, pendapatan Peruri sebanyak 76% masih disumbang dari percetakan uang. Sisanya atau 24%, pendapatan peruri datang dari percetakan paspor, pita cukai, hingga materai.

Pada kesempatan itu, Direktur Utama Peruri Prasetio menjelaskan kinerja Peruri selama 6 bulan terakhir. Peruri mencatat laba bersih Rp 145,40 miliar pada semester I-2015. Laba bersih naik 16,38% dibandingkan semester I-2014 yang senilai Rp 124,94 miliar. Naiknya laba bersih didukung peningkatan pendapatan dari Rp 1,17 triliun ke Rp 1,37 triliun.

"Ini merupakan pertumbuhan yang signifikan dan menandakan bahwa efisiensi dan efektivitas pengelolaan bisnis perusahaan semakin baik," ujarnya.

Laba bersih semester I telah mencapai target awal atau RKAP yang senilai Rp 112,99 miliar.

Total aset Peruri mencapai Rp 3,28 triliun atau naik 22,29% dibandingkan pencapaian tahun 2014.

Produksi perseroan selama semester I paling tinggi disokong oleh uang kertas. Produksi uang kertas telah mencapai 114,72% dari target semester awal, produksi uang logam 102,66%, produksi pita cukai 123,38%, produksi paspor 81,61%, dan produksi materai 63,68%.

"Pesanan paspor dan materai baru diperoleh pada bulan Mei sehingga produksi tersebut baru akan terpenuhi pada akhir tahun ini," ujarnya.

(feb/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads