Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Thomas Lembong (Tom Lembong) sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) menggantikan Rachmat Gobel. Beberapa pihak menganggap keputusan ini cukup mengejutkan karena nama Thomas jarang terdengar di publik.
Jokβowi menjelaskan, pemilihan Thomas bukan tanpa alasan. Thomas adalah pelaku sektor riil. Selain itu, pernah bekerja di beberapa perusahaan sektor keuangan.
β"Pak Tom kan pelaku riil ya kan? juga punya latar belakang di penanganan risiko pas di BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional). Pernah di Morgan Stanley, pernah di Deutsche Bank. Saya rasa pengalaman-pengalaman seperti itu akan baik dalam manajemen pengelolaan kita," jelas Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (13/8/2015)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
β"Saya sampaikan kemarin, ke luar negeri, urusan luar negeri, promosi, dagang, utusan-utusan khusus yang berkaitan dengan dagang, utusan khusus berkaitan dengan ekspor harus digerakkan ke pasar-pasar non-tradisional ke Timteng, Asia Tengah, Afrika, Amerika latin. Harus digenjot di situ," paparnya.
Kedua, untuk negara yang telah menjadi mitra utama, agar dapat dijaga hubungannya. Selain itu, ekspor di negara-negara tersebut bisa ditingkatkan.
"Utusan-utusan khusus yang berkaitan dengan ekonomi negara-negara yang sudah kita mempunyai hubungan dagang yang baik, juga harus lebih diperkuat, sehingga angka ekspor bisa dinaikkan," seru Jokowi.
Ketiga, adalah terkait dengan perdagangan dalam negeri. Khususnya bahan pangan pokok, seperti beras, daging sapi, cabai, bawang dan lainnya, dapat terjaga dari sisi pasokan dan harganya.
"Di dalam negeri, saya juga minta untuk komoditas pangan, stabilisasi, harga. Karena ini menyangkut ke inflasi ini harus dilihat agar ada stabilisasi dan juga harga-harga bisa ditekan agar bisa kembali ke normal," tegas Jokowi.
Keempat, yaitu menyelesaikan persoalan yang terkait dengan waktu bongkar muat hingga keluar barang di pelabuhan atau dwelling time di pelabuhan Tanjung Priok.
"Berkaitan dengan dwelling time saya minta agar penyederhanaan izin-izin regulasi, sehingga kecepatan bongkar muat betul-betul bisa kita laksanakan," tukasnya.
(mkl/hen)