.webp)
Pantauan di Pasar Minggu pagi tadi, Selasa (17/8/2015) sebanyak 7 orang pedagang ayam masih berjualan seperti biasa meski mengurangi jumlah barang dagangannya.
"Saya dengar ada seruan supaya mogok, cuma belum ada surat edarannya. Bos saya juga katanya sudah nggak dapat pasokan ayam lagi hari ini. Truknya balik ke asal nggak boleh ngirim katanya," kata Sri ketika dihubungi detikFinance, Selasa (18/8/2015)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Udah susah jualannya, mau mudik dulu sampai harganya bisa diambil untungnya," tambahnya.
Pedagang di Pasar Mayestik pun hari ini masih berjualan. "Ada 6 pedagang ayam, hari ini semua masih jualan. Belum ada kabar mau mogok," ujar Yayan, petugas carry boy Pasar Mayestik dihubungi terpisah.
Secara terpisah, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengaku sudah terima surat edaran mogok produksi dan jualan pedagang ayam di Bandung yang rencananya dilakukan 20-23 Agustus 2015.
"Kalau dari Jakarta, saya belum terima ada surat edaran," katanya.
Ia mengatakan sebelumnya pada pedagang daging sapi di Jabodetabek dan Bandung mogok, berdasarkan seruan mogok muncul dari pedagang di Bandung lalu diikuti Jabodetabek.
"Jabodetabek rencana mogok Senin-Rabu (17-19 Agustus 2015). Hari ini terkonfirmasi pedagang ayam di 3 pasar sudah dicek dan kosong yaitu pasar Kramat Jati, Pasar Tebet dan Pasar Palmerah," katanya.
Mansuri mengatakan kenaikan harga ayam terjadi sejak lebaran memang belum turun sampai hari ini. "Sama seperti daging sapi. Kami ingin pemerintah telusuri betul sampai ketemu titik masalahnya seperti daging sapi kemarin rupanya betul ada permainan di feedlot," katanya.
Kini pihaknya sedang berkomunikasi dengan perwakilan pedagang daging ayam dari beberapa pasar. IKAPPI berharap tidak ada penekanan kepada para pedagang ayam untuk mogok.
"Saya menyesalkan sikap ormas terkait yang menyerukan aksi mogok pedagang ayam. Kami ingin mogok hanya menjadi suatu pelajaran saja, bukan dilakukan terus," katanya.
(hen/ang)
