Perwakilan ormas dan peniliti hadir pada acara hasil kerjasama dengan Bappenas dan Knowledge Sector Initiative. Acara ini berisi pameran dan konferensi internasional bertema 'Best Development Practice and Policies'.
Sembilan universitas yang berpartisipasi diantaranya Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sebelas Maret, Universitas Hassanudin, Universitas Brawijaya, Univeraitas Airlangga, dan Universitas Sriwijaya. Lalu 3 Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang diundang Prakarsa, Percik Salatiga dan CSIS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di lokasi acara, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Sofyan Djalil mengapresiasi acara ini karena bisa menjadi wadah untuk berbagi pengalaman dan informasi terkait kebijakan.
"Saya sangat apresiasi acara ini. Semoga bisa menjadi agenda rutin tahunan. Kita harus berbasis bukti dan best practice. Kebijakan dari luar negeri bisa kita copy dan paste di dalam negeri. Karir saya diawali sebagai periset di sebuah lembaga riset" ujar Sofyan.
Sofyan mengajak para peneliti dan pengambil kebijakan di Bappenas agar lebih kreatif dalam menyusun project.
"Saya menantang teman-teman di lembaga perencana ini mari kita lebih kreatif khususnya dalam mendesain project. Semoga ke depan acara ini bisa mengajak lebih banyak partisipan dan pengunjung. Dengan banyak belajar pengalaman kita dapat share dari orang lain sangat bagus bagi kita. Policy yang baik dibentuk berdasar riset yang baik," ujar Sofyan.
Selain acara konferensi, di lokasi dan waktu yang sama, Bappenas menggelar 'Kafe Dadakan'. Perguruan tinggi dan ormas yang diundang terlihat membuka stan di sekeliling area 'kafe dadakan'. Stan didesain dengan tema alam beratap daun kelapa.
Perguruan tinggi dan ormas menampilkan publikasi hasil kajian dari pusat studi kebijakan di masing-masing lembaga. Pengunjung pun terlihat antusias dan nyaman mendatangi stan, mengumpulkan booklet kemudian duduk sambil membaca di 'kafe dadakan'.
(feb/feb)











































