Terbang Ke Rusia, Menteri Susi Cari Peluang Kerja Sama Perikanan

Terbang Ke Rusia, Menteri Susi Cari Peluang Kerja Sama Perikanan

Angga Aliya - detikFinance
Minggu, 23 Agu 2015 17:48 WIB
Deputi Perdana Menteri Federasi Rusia Arkady Dvorkovich dan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti (Foto: KBRI Moskow)
Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, terbang ke Rusia untuk mencari peluang kerja sama. Susi berkunjung ke Rusia selama tiga hari.

Selama di Negeri Beruang Merah itu, Susi didampingi Duta Besar RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Djauhari Oratmangun. Rombongan Susi pun bertemu Deputi Perdana Menteri Federasi Rusia, Arkady Dvorkovich pada Jumat malam waktu setempat di kantor Pemerintah Federasi Rusia.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 90 menit tersebut, dibahas berbagai isu pokok terkait hubungan kerja sama sektor kelautan dan perikanan yang dilakukan oleh kedua pihak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dikutip dari siaran pers KBRI Moskow, Minggu (23/8/2015), pokok pikiran yang dibahas antara lain mengenai upaya-upaya yang telah, sedang, mau pun akan dilakukan oleh Indonesia dan Rusia dalam upaya melakukan pemberantasan illegal fishing.

Selain itu dibahas juga masalah ekspor ikan dan produk kelautan Indonesia ke Rusia, peluang investasi sektor kelautan dan perikanan bagi pengusaha Rusia di Indonesia, penggalangan dukungan di forum internasional mengenai perlawanan terhadap tindak illegal fishing yang dapat dikategorikan sebagai satu serious crime.

Juga dibahas beberapa hal teknis terkait penyelesaian tindak lanjut atas draft communiqe kerja sama Indonesia-Rusia tentang illegal, unregulated and unreported (IUU) fishing serta pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab, yang masih dalam tahap pembahasan akhir di pihak Rusia.

Kepada Arkady, Susi menjelaskan bahwa dengan ditetapkannya sektor maritim sebagai salah satu prioritas utama pemerintah, maka berbagai kebijakan dan langkah nyata telah dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), antara lain berupa memerangi pencurian ikan oleh kapal ikan asing yang melanggar batas wilayah dan masuk ke perairan Indonesia.

Meskipun awalnya mendapatkan protes dan kritik beberapa negara, tapi kebijakan tersebut tidak diprotes oleh Perwakilan Negara Asing di Indonesia. Sebab, hal itu dilakukan berdasarkan pada landasan hukum yang sangat jelas, yaitu Pasal 69 ayat (4) UU No.45 Tahun 2009 tentang Perikanan.

Pasal itu berbunyi, dalam hal melaksanakan fungsi pengawasan penyidik dan pengawas perikanan dapat melakukan tindakan khusus berupa pembakaran dan atau penenggelaman kapal perikanan berbendera asing berdasarkan bukti permulaan yang cukup.

Susi menyatakan, penertiban illegal fishing telah juga menyumbang penghematan konsumsi BBM sebesar 36% sekaligus menghindari kerugian negara sebesar US$ 20-30 miliar/tahun.

Lebih lanjut Susi menambahkan bahwa Indonesia dan Rusia memiliki kesamaan pandangan mengenai illegal fishing sebagai kejahatan serius yang perlu diberantas. Hal ini dapat dilakukan antara lain melalui pembahasan bersama di berbagai forum regional dan internasional seperti APEC.

Dana yang berhasil diselamatkan dari illegal fishing dapat digunakan untuk mengoptimalkan infrastruktur kelautan. Pemerintah saat ini tengah menyiapkan pembangunan 15 integrated fishing center di beberapa wilayah di seluruh Indonesia dalam rangka meningkatkan produksi hasil perikanan nelayan Indonesia dan menghasilkan produk yang memiliki kualitas baik dan berdaya saing.

Tentunya pembangunan infrastruktur maupun proyek-proyek tersebut memerlukan mitra dan anggaran yang sangat besar sehingga Pemerintah Indonesia membuka kesempatan bagi para investor asing, termasuk Rusia untuk dapat ikut serta dalam realisasi proyek dimaksud, termasuk juga penggunaan beberapa teknologi modern yang belum dimiliki Indonesia.

Beberapa bidang kerja sama yang juga dibicarakan adalah pengembangan teknologi radar laut yang ditawarkan Rusia untuk meminimalisir pencurian ikan maupun penggunaan kapal-kapal berukuran kecil dan sedang untuk patroli laut.

KKP juga berencana menyelenggarakan forum bisnis tiap sepuluh hari dengan mengangkat fokus pada produk dan komoditas yang berbeda-beda. Diharapkan forum ini dapat menarik semakin banyak mitra bisnis asing, termasuk Rusia.

Menanggapi tawaran kerja sama Indonesia tersebut, Arkady menyatakan akan segera memberi arahan kepada seluruh lini terkait yang berada di bawah kewenangannya untuk dapat merealisasikan kerja sama dimaksud, antara lain termasuk pengiriman misi bisnis Rusia ke Indonesia.

Di samping itu, Arkady berharap agar beberapa proyek kerja sama kedua negara yang tengah berjalan maupun dalam tahap finalisasi agar terus dapat berjalan dan tidak menemui kendala yang berarti.

Usai pertemuan tersebut, Susi menghadiri acara ramah tamah di Wisma Dubes RI Moskow bersama masyarakat Indonesia, mahasiswa Indonesia di Rusia, beberapa pengusaha Rusia dan Indonesiania.

Sesi ini mendapat sambutan hangat dan antusias dari seluruh undangan yang hadir karena mereka mendapatkan kesempatan untuk melakukan dialog langsung dengan Susi, salah satu tokoh fenomenal di Indonesia saat ini.

Seluruh undangan pun rela dan bersabar untuk menunggu antrian demi mendapatkan kesempatan foto bersama sang menteri. Selain itu, pada hari Sabtu tanggal 22 Agustus, Susi juga bertemu seluruh Staff KBRI Moskow dilanjutkan dengan pertemuan dengan beberapa pengusaha di bidang infrastruktur, IT, dan lain-lain yg berniat berinvestasi dan bekerja sama dengan Indonesia.

(ang/zul)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads