Ingin Optimalkan Produksi Beras, Tapi Data Pemerintah Beda-beda

Ingin Optimalkan Produksi Beras, Tapi Data Pemerintah Beda-beda

Dana Aditiasari - detikFinance
Selasa, 25 Agu 2015 14:24 WIB
Ingin Optimalkan Produksi Beras, Tapi Data Pemerintah Beda-beda
Jakarta - Produksi beras nasional sedang menjadi perhatian serius pemerintah di tengah cuaca ekstrem akibat El Nino. Meski produksi sejumlah daerah bisa dioptimalkan, ternyata produksi padi nasional masih menemui sejumlah kendala.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil mengakui, saat ini pemerintah masih mengalami kendala dalam memperoleh data yang akurat. Hasilnya, pembuatan kebijakan terkait produksi padi nasional belum bisa dilakukan dengan tepat.

"Antara kementerian dan kementerian lain datanya beda-beda. Walaupun nggak jauh beda, tetapi kalu data tidak punya keyakinan (keakuratan) akan mempengaruhi kebijakan," ujar Sofyan usai Rapat Koordinasi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (25/8/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selisih faham antar kementerian dalam membuat kebijakan kata Sofyan, seringkali timbul akibat perbedaan data yang dimiliki oleh masing-masing kementerian. Lantaran data yang tersedia berbeda-beda sering kali timbul perbedaan pendapat antar kementerian apakah perlu dilakukan impor atau tidak.

"โ€ŽUntuk data produksi, sawah, beras, sapi perlu kita kalibrasi ulang, karena begitu bicara data bisa bicara macam-macam (berbeda-beda). Oleh sebab itu dan sudah ada kesimpulan tentang kalibrasi data. Apakah produksi beras, bulog, dan lain-lain," kata dia.

Untuk itu, dalam rapat koordinasi kali ini, sejumlah kementerian terkait sudah bersepakat untuk melakukan kalibrasi atau pencocokan data. Dengan penyediaan data yang akurat diharapkan kebijakan yang dihasilkan pemerintah bisa lebih tepat dan tidak salang berbenturan antar masing-masing kementerian dan lembaga.

"Rapat hari ini ingin bicara tentang masalah pangan, beras terutama dengan El Nino yang paling penting perlu mengkalibrasi data. Semua data perlu kalibrasi sehingga kita yakin data yang paling reliable. Kalau data yakin kebijakan akan lebih mudah," pungkas dia.

(dna/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads