Rizal mengatakan Indonesia memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Indonesia kaya akan destinasi wisata yang menarik, jauh lebih kaya dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Ironisnya jumlah wisatawan asing yang melancong ke Indonesia lebih sedikit ketimbang kedua negara tersebut.
Jumlah wisatawan asing ke Indonesia masih di kisaran 7 juta orang per tahun, kalah dari Malaysia yang lebih dari 10 juta wisatawan mancanegara per tahun, juga dari Thailand yang kunjungan wisatawan asingnya sampai 33 juta setahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agar jumlah wisatawan asing yang ke Indonesia bisa melampaui Malaysia dan Thailand, pihaknya bertekat mengembangkan sejumlah destinasi wisata yang potensial, misalnya Danau Toba di Sumatera Utara. Menurutnya, keindahan Danau Toba tak kalah dari kawasan Monaco yang menawarkan teluk indah dan laut biru.
Monaco selama ini terkenal sebagai lokasi tempat balap terkenal F1 dengan infrastruktur wisata yang lengkap. Balapan F1 dan Monte Carlo Rally menjadi daya tarik Monaco. Monaco merupakan negara merdeka yang wilayahnya berada di dalam Prancis dan berbatasan dengan Laut Mediterania. Monaco sebagai negara terkecil kedua di dunia.
"Kita akan jadikan Danau Toba untuk jadi Monaco-nya ASEAN. Kita akan bersihkan, ubah tata lingkungannya jadi lebih menarik," ucapnya.
Rizal mengusulkan adanya pembangunan bandar udara baru di dekat Danau Toba. Dengan begitu, Danau Toba lebih mudah diakses wisatawan mancanegara, kunjungan pun dapat berlipat.
"Kita akan buat bandara kecil di dekat Danau Toba, jadi nggak perlu ke Medan dulu," cetusnya.
Ia menambahkan, sektor pariwisata merupakan sumber devisa yang luar biasa besarnya. Lapangan kerja yang dihasilkan pun tak sedikit, saat ini saja ada 3 juta orang yang bekerja di sektor pariwisata.
Investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkannya relatif sedikit. Karena itu, pemerintah akan menggenjot pembangunan di sektor pariwisata untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
"Orang yang kerja di pariwisata ada 3 juta. Kita mau tingkatkan jadi 7 juta orang. Devisa yang dihasilkan sekarang hanya US$ 10 miliar, mau kita tingkatkan jadi US$ 20 miliar," katanya.
(hen/hen)