Komisaris Utama PT Jababeka Tbk, Setyono Djuandi Darmono mengatakan, Indonesia bisa mengambil contoh dari Las Vegas di Amerika Serikat (AS) yang saat ini perekonomiannya maju.
"Dulu kan di sana (Las Vegas) hanya padang pasir saja, kemudian ditawarkan ke investor mau bangun apa, mau minta apa diberi. Kemudian akhirnya jadi besar, jadi kota mandiri yang menguntungkan. Karena insentif khusus yang dikasih di Las Vegas tidak ditemukan di daerah lain," jelas Darmono, dalam diskusi 'Kawasan Ekonomi Khusus dan Strategis' di kantor CSIS, Tanah Abang, Jakarta, Selasa (1/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang kita itu memang suka tiru-tiru ide. Tapi kadang tidak sesuai sama harapan, karena kurang komitmen," ujar Darmono.
Dalam membangun KEK, ujar Darmono, harus ada rencana besar berskala nasional dan terpadu antara pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah daerah tidak boleh sembarangan memberikan izin berkaitan dengan KEK.
"Contoh saja di Cikarang. Di sana setelah sukses pemerintah bikin tol Cikampek, pemerintah daerah langsung keluarin 18 kawasan industri. Bikin tol jadi penuh, karena semua industri harus lewat tol yang sama," kata Darmono.
Karena itu, Darmono mengembangkan kawasan ekonomi Jababeka di Cikarang dari awal. Listrik dibuat sendiri, sehingga investor tak perlu pusing memikirkan pasokan listrik.
"Cikarang saat kami masuk penduduknya hanya 2.500 orang, sekarang naik 2,5 juta orang. UMR di Bekasi naik karena ada Cikarang. Makanya kawasan khusus ini kalau dikelola dengan baik dampaknya buat daerah sangat besar," jelasnya.
(dnl/hen)