Jalur Rel Kereta 'Mati' Ini Pernah Jadi 'Urat Nadi' Ekonomi

Jalur Rel Kereta 'Mati' Ini Pernah Jadi 'Urat Nadi' Ekonomi

Wiji Nurhayat - detikFinance
Selasa, 08 Sep 2015 17:12 WIB
Jakarta - Jalur rel kereta di Indonesia mencapai ribuan kilometer yang tak aktif alias terlantar. Salah satunya jalur Kalisat-Panarukan 69,5 Km, Jawa Timur.

Jalur ini relatif berhenti di akhir-akhir ini yaitu pada 2004, sedangkan jalur rel lainnya banyak sudah tak aktif sejak 1970-an-1990-an. Jalur Kalisat-Panarukan menjadi 'urat nadi' ekonomi untuk mengangkut barang ekspor di masa Hindia Belanda.

Berdasarkan data Heritage PT Kereta Api Indonesia (Persero), Selasa (8/9/2015), jalur Kalisat-Panarukan merupakan jalur yang mulai pembangunannya sejak 23 Juni 1893.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu perusahaaan kereta api negara atau Staatsspoorwegen mulai berencana membangun rel kereta api dari Probolinggo ke Jember dan diteruskan hingga Panarukan melewati Bondowoso.

Pada bulan Juli 1895, rel yang membentang dari Probolinggo ke Klakah sepanjang 34 Km selesai dibangun. Disusul kemudian pembangunan rel sepanjang 36 Km dari Klakah ke Pasirian yang rampung pengerjaannya pada tanggal 16 Mei 1896.

Setelah itu pada perkembangannya pada bulan Juni 1897, pembangunan rel kereta api dari Klakah ke Jember sepanjang 62 Km juga selesai. Sedangkan sisanya yaitu pembangunan rel kereta api sepanjang 89 Km dari Jember-Kalisat-Bondowoso-Panarukan melewati Soemberkolak, Sitobundo selesai dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Oktober 1897.

Di zaman itu, jalur Kalisat-Panarukan dianggap penting terutama bagi kemajuan perekonomian Jawa bagian timur.

Staatsspoorwegen menganggap jalur ini merupakan jalur tujuan ekspor terutama untuk mengangkut komoditas penting seperti gula, tembakau, kopi, beras, dan hasil perkebunan lainnya seperti teh yang dihasilkan dari Jember, Banyuwangi, Bondowoso, serta Situbondo menuju ke Pelabuhan Panarukan untuk diekspor ke berbagai negara di Eropa.

Seiring berjalannya waktu dan dengan dibukanya jalur kereta api Jember-Kalisat-Panarukan, perekonomian berbasis perkebunan dan pertanian tumbuh subur di kawasan Jawa bagian timur. Selain itu pada perkembangannya, jalur ini juga digunakan untuk mengangkut hasil perikanan tangkap laut dari nelayan Panarukan menuju Bondowoso dan Jember.

Namun sayang, pada tahun 2004, jalur kereta api sepanjang 69,5 kilometer yang melewati tiga kabupaten yaitu Jember, Bondowoso, dan Situbondo itu dihentikan pengoperasiannya oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Alasan penutupan karena sepinya penumpang dan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan angkutan berbasis jalan dibandingkan dengan kereta api.Β 

(hen/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads