"Masalah sapi intinya adalah sapi asalnya dari bibit. Maka bibitnya diimpor," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam acara briefing soal sektor pertanian bersama menteri pertanian dan jajarannya, di Kantor Kementan, Ragunan, Jakarta, Rabu (16/9/2015).
JK mengatakan, impor sapi bibit ini nantinya akan disalurkan ke petani-petani sawit dan nanas di berbagai daerah untuk diternak. Cara ini dianggap lebih cepat dan murah, karena pangan sapi bisa berasal dari limbah sawit dan nanas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain memperbanyak impor sapi bibit, JK menegaskan tidak boleh sembarangan memotong sapi betina, karena ada aturannya. Bila sapi betina banyak dipotong maka hal tersebut justru mengurangi populasi sapi di Indonesia.
"Sekali lagi, bibitnya yang harus dibawa, yang betina tidak boleh dipotong, keras aturannya," ujarnya.
Tahapan pengembangan sapi bibit dikembangbiakan memerlukan waktu yang lama. Sehingga Indonesia sementara waktu harus melakukan impor sapi/daging sapi untuk mencukupi kebutuhan, tapi jumlah impornya terus dikurangi setiap tahun.
"Karena masih kekurangan, tahap awalnya akan dilakukan impor yang jumlahnya terus dikurangi," tutup JK.
(rrd/hen)











































