President & CEO Citilink Indonesia, Albert Burhan mengatakan, keuntungan yang diraih perusahaan bukanlah hal yang mudah, terlebih bila melihat situasi sepanjang 2015 yang diwarnai oleh perlambatan ekonomi global, pelemahan rupiah, serta serangkaian bencana alam yang sangat mempengaruhi kinerja perusahaan.
"Ada pun strategi yang dilakukan antara lain mengutamakan keunggulan produk, menghindari perang tarif, serta efisiensi di segala bidang. Semuanya pada akhirnya menghasilkan kinerja perusahaan yang amat luar biasa. Tahun 2015, Citilink mampu mencatat keuntungan pada tiap kuartalnya, walau sempat mengalami tekanan low season yang cukup memberatkan di kuartal satu dan kuartal dua tahun ini," kata Albert, dalam siaran pers, Selasa (27/10/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara total pendapatan meningkat 22% menjadi US$ 351,7 juta, di mana periode yang sama tahun sebelumnya US$ 287,8 juta.
Saat ini, Citilink mengoperasikan 36 pesawat Airbus A320, dengan frekuensi penerbangan bertambah rata-rata 25%, yang mencakup 25 kota tujuan di Indonesia. Sementara itu, jumlah penumpang yang diterbangkan Citilink sejak Januari hingga September 2015 sebanyak 6,9 juta penumpang atau naik 30% dari periode sama pada 2014.
Citilink berhasil meningkatkan tingkat isian penumpang (SLF) menjadi 81.5% pada 2015, dibandingkan SLF periode yang sama di 2014 sebesar 79.0%.
Hanya dalam tempo tiga tahun sejak meraih AOC (Air Operator Certificate) pada 2012 sebagai perusahaan penerbangan mandiri berjadwal, Citilink Indonesia mengalami pertumbuhan yang tergolong cepat.
"Citilink berharap di akhir tahun mampu meraih keuntungan yang lebih besar dari target keuntungan yang telah ditetapkan. Keuntungan itu akan digunakan untuk melanjutkan ekspansi bisnis sebagai upaya meningkatkan daya saing di era global dan pertarungan bisnis yang akan kian sengit tahun mendatang," kata Albert.
(ang/dnl)











































