Setelah New Priok Rampung, Pelindo II Bisa Raup Pendapatan Rp 6,3 T

Setelah New Priok Rampung, Pelindo II Bisa Raup Pendapatan Rp 6,3 T

Muhammad Idris - detikFinance
Kamis, 29 Okt 2015 12:31 WIB
Jakarta - PT Pelindo II (Persero) tengah mengebut pengerjaan Pelabuhan Kalibaru atau New Tanjung Priok. Dari 3 terminal yang dibangun, baru Terminal 1 yang sudah rampung dibangun dan siap dioperasikan pada Januari tahun depan.

Sementara, 3 terminal baru bisa dioperasikan secara penuh pada tahun 2018 mendatang. Direktur Utama Pelindo II Richard Joost (RJ) Lino mengatakan, 1 terminal di New Tanjung Priok setiap tahun bakal menyumbung pendapatan sewa dari operator sedikitnya US$ 56 juta (Rp 756 miliar), atau US$ 168 juta (Rp 2,26 triliun) jika ketiga terminal sudah dioperasikan semuanya.

"Itu dari pendapatan sewa saja. Kita juga dapat pendapatan sebesar US$ 300 juta sebagai pembayaran kontrak awal untuk 3 terminal. Itu juga belum menghitung dividen dari share kita 51% di Kalibaru. Ini proyek istimewa saya,” kata Lino kepada detikFinance awal pekan ini ditemui di kantornya, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan kontrak tersebut, manurut Lino, Pelindo II mengantongi US$ 468 juta (Rp 6,32 triliun) pada 2018 mendatang. Sementara dalam kontak pengelolaan New Tanjung Priok sendiri, Pelindo II menggandeng Mistsui Co asal Jepang, dan Hutchison Port Holding dari Hong Kong.

"Makanya saya sebut ini sangat istimewa buat saya. Yang nikmati bukan saya, tapi direksi selanjutnya. Dia pimpin perusahaan dengan aset dan pendapatan sebesar itu dari satu pelabuhan saja,” tegas Lino.

Sebagai informasi, 3 teriminal itu sendiri merupakan bagian dari tahap I proyek pelabuhan terbesar di Indonesia tersebut. Ketiga terminal tersebut memiliki kapasitas kontainer hingga 4,5 juta twenty-foot equivalent unit (TEUs). Sedangkan dua terminal lainnya berupa fasilitas produk BBM, punya kapasitas sekitar 10 juta m3.

Sementara, pada tahap kedua akan dibangun empat terminal yang masing-masing bisa menampung kontainer hingga 2 juta TEUs, atau total 8 juta TEUs.

Total investasi tahap pertama memakan biaya hingga Rp 25 triliun dengan luas kawasannya 230 hektar. Sementara tahap kedua akan selesai pada 2022 mendatang.

(ang/ang)

Hide Ads