Jawa Timur Produsen Ikan Lele Terbanyak di RI, Tembus Asia dan Eropa

Jawa Timur Produsen Ikan Lele Terbanyak di RI, Tembus Asia dan Eropa

Rois Jajeli - detikFinance
Sabtu, 31 Okt 2015 10:27 WIB
detikcom Thinkstock
Surabaya -

Jawa Timur adalah daerah produsen ikan lele terbanyak se-Indonesia. Produksi lele dihasilkan dari budidaya, bahkan ada pembudidaya yang mengekspor ke Eropa dan Amerika Serikat (AS).

"Selain dikonsumsi untuk konsumen lokal, ikan lele dari Jawa Timur juga ada yang diekspor sampai ke manca negara," kata Kepala Dinas Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono, Sabtu (31/10/2015).

Heru mengatakan, hampir di semua kabupaten dan kota di Jawa Timur ada pembudidaya ikan lele. Namun, sebaran yang terbesar yakni di daerah Kabupaten Tulungagung, Madiun, Jombang, Malang, Mojokerto, Ponorogo, Trenggalek, Bojonegoro, Magetan, Lumajang, Bangkalan, dan Pasuruan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah produksi lele juga terus mengalami kenaikan dalam kurun waktu selama tiga tahun terakhir. Pada 2012, jumlah produksi ikan lele mencapai 62.807 ton. Di 2013, meningkat menjadi 79.927,5 ton. Sedangkan di 2014, produksi ikan lele menembus angka 96.830,1 ton. Pembudidaya lele di Jawa Timur mencapai sekitar 46 ribu orang.

"Yang diekspor sekitar 2 ribu ton atau senilai sekitar 6 juta dolar Amerika. Yang lainnya dikonsumsi di dalam negeri. Sedangkan tujuan negara ekspor seperti Italia, Prancis, Korea, Jepang," tuturnya.

Produksi lele yang dikonsumsi dalam negeri ukurannya 8-10 ekor per kilogram. Sedangkan yang diekspor dalam bentuk utuh, tanpa insang, tanpa isi perut dan tanpa sisik. Karena nantinya lele tersebut akan diambil dagingnya dan diolah.

Namun, lele yang dieskpor harus memenuhi syarat yang sudah ditentukan oleh negara tersebut yakni, ukurannya minimal 600 gram per ekor. Harus memenuhi syarat mutu, bebas Ecoli, salmonella (bakteri), Vibrio.

Sedangkan secara kimia, ikan lele kualitas ekspor harus bebas dari logam-logam berat yang berbahaya seperti Pb (timbal), Hg (mercuri), dan unsur tembaga (Cu). Serta bebas dari kotoran.

"Tuntutan pasar global akan produk perikanan budidaya adalah keamanan pangan (food safety). Artinya, hasil perikanan budidaya diharapkan aman untuk dikonsumsi sesuai persyaratan pasar," ujarnya.

"Sebagai konsekuensi meningkatnya perdagangan global, produk perikanan budidaya Indonesia harus mempunyai daya saing, baik dalam mutu produk maupun efisensi dalam produksi," jelasnya.

Sementara itu, Kabid Perikanan Budidaya Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, Sih Hatin mengatakan, produksi ikan lele sebanyak 96.830,1 ton nilai nominalnya sekitar Rp 1,8 triliun, jika asumsinya Rp 13-14 ribu per kilogram.

"Dari sisi penjualan, ikan lele cukup bagus. Dari sisi gizi, ikan lele juga memiliki gizi yang bagus," tuturnya sambil menambahkan, kandungan ikan lele kaya akan asam lemak omega 3, protein, vitamin B12, kaya akan fosfor (memberi energi dalam metabolisme lemak dan pati, yang dapat menunjang kesehatan gusi dan gigi serta membantu sistesis DNA), membantu kesehatan kardiovaskuler, membuat jantung dan otak sehat.

"Ikan lele baik untuk pembentukan tulang dan gigi, dapat membantu menurunkan tekanan darah. Juga dapat mempercepat proses penyembuhan luka," tandasnya.

(roi/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads